BUALNEWS,COM — Kementerian Perindustrian terus menjalankan berbagai strategi untuk semakin meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) di pasar ekspor. Adapun tantangan yang dihadapi pelaku IKM nasional dalam memperluas pasar ekspornya, antara lain terkait informasi, pembiayaan, efisiensi proses produksi hingga distribusi.
Kabupaten Bengkalis yang mempunyai 11 kecamatan memiliki potensi keekonomian yang tinggi dalam sektor pertanian,perkebunan,perikanan dan sektor-sektor lainya.hal ini memberikan ruang dan peluang pada masyarakat bergerak perorangan kelompok ataupun organisasi dalam bentuk koprasi maupun BUMDESA.“IKM merupakan sektor yang dominan di tanah air, dengan jumlah sebanyak 4,4 juta unit usaha. Guna memacu Daya saingnya,perlu disertai penguatan kualitas dan jejaring, sehingga IKM dapat berperan lebih besar sebagai bagian dari rantai pasok industri besar dan meningkatkan ekspor yang merupakan komponen utama penerimaan devisa negara untuk menunjang perekonomian nasional.
Meskipun IKM menjadi sektor dominan dalam hal jumlah, yaitu sebesar 99,7% dari total unit usaha industri di Indonesia, namun pemasaran produk IKM masih perlu upaya untuk semakindioptimalkan. Langkah strategis ini diyakini mampu mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.
Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin menggelar beragam program untuk meningkatkan kapasitas IKM nasional agar siap menghadapi pasar ekspor. Upaya tersebut, di antaranya adalah pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan dan revitalisasi Sentra IKM potensi ekspor.
Berikutnya, program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan melalui potongan harga atas pembelian mesin dan/atau peralatan produksi baru sebesar 25% bagi pembelian mesin produksi impor, dan 40% bagi pembelian mesin produksi buatan dalam negeri.
Ada pula penerapan transformasi industri 4.0 bagi Sentra IKM potensi ekspor, pendampingan dan sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) pada sentra-sentra IKM produk pangan potensi ekspor,serta peningkatan pasar ekspor melalui pendampingan digital marketing dan fasilitasi membership pada marketplace global dan pameran.
Ditjen IKMA menyambut baik kerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dalam pengembangan sentra IKM potensi ekspor melalui program pengembangan klaster komoditas ekspor (Program Desa Devisa) dengan berbasis pemberdayaan masyarakat atau komunitas (community development).
LPEI sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan selalu melakukan berbagai sinergi dan kolaborasi dalam menjalankan mandatnya untuk peningkatan ekspor khususnya pada segmen UKM berorientasi ekspor. Selain itu pembiayaan, LPEI proaktif membentuk ekosistem yang produktif dan menjaga keberlanjutan ekspor segmen UKM dengan berbagai kegiatan jasa konsultasi guna mengembangkan ekspor UKM diantaranya melalui Program Desa Devisa.
Menurut pandangan penulis BUMDESA dan koperasi yang ada di semua kecamatan memiliki karakteristik dan produk yang beda baik disektor pertanian dan turunannya,sektor perkebunan dan turunanya,sektor perikanan dan turunanya belum terlaksana secara optimal baik kualitas maupun kuantitasnya.
Dengan permasalahan yang ada penulis coba memberikan pendekatan baik kepada koprasi maupun BUMDESA yang ada supaya dapat meningkatkan pendapatan dan memberikan kontribusi terhadap pendatan Asli Desa melalui program Desa Devisa. ***
Penulis : Zulpan, Mahasiswa Magister Ekonomi Syari’ah STIE Syari’ah Bengkalis