BUALNEWS.COM — Soal rasa, ya tetap rasa durian. Soal bau, ya tetap bau durian. Bagi orang tak penyuka, rasa dan baunya sangat menyiksa. Bisa-bisa buat sakit kepala, mual-mual dan banyak sakit lain yang muncul.
Itu bagi tak penyuka durian. Bagaimana dengan penyuka durian. Rasa dan bau adalah dua instrumen menentukan kualitas durian itu sendiri. Membuat kemana pun ada nama durian favorit pastilah akan dirasa dan dicarinya.
Dua nama durian ini adalah nama yang sangat dikenal dan selalu menjadi perburuan untuk dibeli, dirasa dan dinikmati kalau sudah musim durian. Ada durian Puak dan durian Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai, Provinsi Riau.
Durian Puak dan Pelintung yang terkenal ini memiiliki rasa, aroma bau yang khas. Demikian pula soal kekentalan dagingnya, warna isi dan kalau nasib lagi baik terkadang bijiknya sangat kecil. Soal apa saja nama duriannya selain durian tembaga dan masih banyak jenisnya. Mau tahu jenisnya boleh tanya langsung kepada penjualnya. Apalagi sekarang bulan Juni-Juli lagi musim-musimnya.
Dalam sebuah penelitian ilmuan terkait dengan rasa dan bau dari raja buah ini, Dimana mereka mengidentifikasi gen-gen pada senyawa bau disebut senyawa sulfur volatil. Akibatnya, gen-gen ini menjadi sangat aktif pada buah durian yang sudah matang sehingga menimbulkan bau yang tidak biasa.
Mau tahu analisinya, peneliti mengatakan bau ini membantu menarik binatang memakannya dan menyebarkan bijinya. Tidak seperti spesies tumbuhan lain yang biasanya memiliki satu atau dua kopi gen-gen tersebut, spesies ini punya empat kopi, menunjukkan bahwa produksi VSC sangat tinggi pada buah durian. Para ilmuwan merunut genom durian jenis musang king dan mendapati buah itu memiliki sekitar 46.000 gen, hampir dua kali lipat jumlahnya jika dibandingkan dengan genom manusia.
Untuk lebih tahu soal rasa dan aroma harumya. Ayo singgah di pondok-pondok durian dan kedai’kedai musiman durian yang berjejer dan bergantungan duriannya. Tinggal dipilih sesuai selera, dompet dan keinginan.
Kalau selama ini kita akrab dengan pondok durian berada di kebun dan dibawah pohon durian. Beda dengan pondok-pondok durian disepanjang Jalan Dumai-Sei Pakning, tepatnya mulai dari Mundam, Puak, Teluk Makmur hingga Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai.
Pondok-pondok durian ini atau bisa disebut juga dengan kedai. Tersebab pondok-pondok ini berjejer dipinggir jalan dengan satu jualan yaitu durian. Sebab memang lagi musim durian dan kalau lagi musim rambutan, manggis, dendan maka jualan dipondok-pondok ini akan berganti sesuai dengan musimnya.
Pondok-pondok yang terbuat seadanya dari kayu bulatan, apa adanya dengan atap pun seadanya. Ada dari atap rumbia, seng-seng bekas sudah berkarat, bekas-bekas spanduk dan malah ada yang tak beratap. Cukup pelantar jualan dari kayu bulatan tersusun seadanya.
Tapi soal durianya, jangan ragu kualitas dan rasanya. Itulah durian Puak dan Pelintung yang sudah cukup dikenal.. Namanya masyhur maka tidak sah ke Kota Dumai kalau musim durian tak singgah membeli, memakan dan bawa oleh-oleh Durian Puak dan Pelintung ke rumah buat keluarga.
Bagi orang Bengkalis yang memang tempat durian enak pun. Ada durian Sebauk, Pangkalan Batang, Meskom, Simpang Ayam, Jangkang, Bantan dan lainnya,. Bagi orang Pulau Rupat, sangat enak Durian Pulau Rupat tapi semuanya kalau lewat Dumai, tetaplah juga singgah membeli dan merasakan lezatnya durian tanah Pulau Sumatera. Itulah Durian Puak dan Pelintung. ***
- Dawami S.Sos M.I.Kom, Penggiat Lingkar Pojok Literasi. Konsultan Komunikasi Politik, Media dan Pemerintahan.