Sapaan Buk Dian

Advertisements

BUALNEWS.COM — DALAM grup google meet pagi itu, diawal bulan Februari 2023 sudah masuk satu orang mahasiswa dan satu lagi operator. Satu mahasiswa tersebut di panggil Dian dan seorang operator kampus dipanggil Eva. Dari mana tahu namanya, tersebab tertera dilayar zoom google meet tempat kami akan melakukan perkuliahan.

Kampus yang asri ditumbuhi rindangan pohon, damai serta ruang perkuliahan yang tak kalah nyamannya dan ruang pertemuan aula yang luas. Terletak di Jalan Poros Sungai Alam – Selat Baru Sungai Alam, Kecamatan  Bangkalis, Kabupaten Bengkalis, RIAU  dan tak jauh dari stadion kebanggaan orang pulau Bengkalis lebih akrab dengan sebutan Stadiun Air Putih. Sedangkan dihitung jaraknya dengan pelabuhan RoRo tak lebih dari sekitar 15 menit  perjalanan. Kalau dari Kantor Bupati Bengkalis sekitar 20 menit dengan visi yaitu  “MENJADI PERGURUAN TINGGI YANG UNGGUL DALAM BIDANG EKONOMI SYARIAH DI WILAYAH RUMPUN  MELAYU,” maka Itulah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Syariah Bengkalis diketua Dr Khadijah Ishak ME dan Ketua Yayasan, Datuk H Isa Selamat MA.

“Assalamuaikum, pak,” demikian sapa akrabnya, memakai jilbab cerah dan secerah harapan, semangat, mimpi sebagai pejuang toga serta parasnya bernama Dian, membuka pembicaraan. Lalu, ku sapa dengan panggilan Buk Dian.

Kenapa perempuan saya panggil ibu dan yang laki-laki saya panggil pak. Terkesan istimewa memang. Tapi itulah yang saya lakukan. Apalagi kelas saya masuk hari ini adalah kelas ekskusif yang rata-rata sudah berkerja. Biar lebih akrab sehingga perkuliahan berjalan lancar dan berwibawa.

Baca Juga :  Sorban pak Rektor

Hal ini juga, sebenarnya tidak berlebihan. Belajar saat saya ngambil S2, dimana rata-rata dosen memanggil kami dengan sapaan pak dan ibu. Dan itu, tak kenal usia. Buktinya, komunikasi kami dan dosen berjalan cair, baik diruang perkuliahan dan berlanjut diteras diskusi dilingkungan kampus. Walaupun sebenar dosen kami, sudah bergelar DR ada yang sudah bergelar Prof kepakaran ilmu komunikasinya sudah menginternasional. Tapi jarang memanggil kami dengan sebutan nama, tanpa diikuti sapaan kata pak dan ibu.

Menurut pengakuannya, Buk Dian berkerja di salah satu BUMN pelayanan tenaga kerja di Kota Dumai. Sedangkan kampus pilihan hingga kini sudah memasuki semister 3 adalah salah satu Kampus Sekolah Tinggi  Ilmu Ekonomi Syariah (STIE Syariah) di Pulau Bengkalis.

Pagi ini, kami akan melakukan perkuliahan Sejarah Ekonomi Dunia Melayu (SEDM). Mata kuliah yang menjadi distinsi, wajib dan kompetensi setiap mahasiswa untuk mengambilnya. Sesuai jadwal, maka masuk Jumat malam, pukul 17.00 Wib hingga 21.00 Wib. Kemudian dilanjut lagi masuk, Sabtu pukul  08.00 Wib hingga 12.00 Wib istirahat dan dilanjutkan masuk pukul 13.00 wib hingga 16.00 langsung pengerjaan Ujian Akhir Semister (UAS). Sepekan yang lalu, juga telah dilakukan pertemuan dari pertemuan  1-8 hingga Ujian Tengah Semister (UTS). Sedangkan masuk yang sekarang  dari pertemuan ke 9-15/16 sama Ujian Akhir Semister (UAS).

Kuliah pagi ini, Sabtu, kondisi cerah memang. Tapi memasuki, habis istirahat siangnya mulai dari pukul 13.00 Wib cuaca sangat gerah. Buktinya, belum pukul 14.30 Wib hujan lebat dan diikuti petir. Kebijakan pun diambil dengan mempercepat perkuliahan dan langsung dijelaskan apa yang akan dikerjakan untuk menjawab Ujian Akhir Semister ( UAS) kepada mahasiswa dan jawab dikumpulkan deadline pukul 00.00 Wib, Ahadnya. Terbukti memang, baru saja selesai menutup pertemuan dan belum sempat mematikan lethop maka sekitar pukul 15.15 Wib lampu mati dan diikuti kilat.

Baca Juga :  Berikut Cara Untuk Bekomunikasi Yang Baik dan Efektif

***

“Pejuang toga, pak,” itulah ungkapan ketua kelas, Sasmito dalam Google Meet tertera nama Mr Smit yang tinggal di Perawang, Kabupaten Siak dalam canda menghangat disela-sela diskusi kami membahas sejumlah jurnal dari hasil pencarian di google schooler.

Dalam waktu semalam, pasca masuk dari pukul 19.00 wib – 21.00 Wib mahasiswa ditugaskan untuk mencari serta mendwonload minimal 1 jurnal sebanyaknya tidak terbatas. Hasilnya, saat diskusi sesuai tema perkuliahan yang sudah dibagikan rata-rata mahasiswa sudah membaca serta menguasai jurnalnya dan diskusi berlangsung dengan bernas.

”Baru ini saya tahu ada Traktat London, Sumatera dan Siak dan sejarah lainnya terkait jalur sutra, jalur rempah, kawasan Kepulauan Nusantara dan posisi strategis kawasan Selat Melaka, Kerajaan Melaka. Aceh dan Pulau Bengkalis sendiri. Bahan jurnal dan diskusi dengan teman-teman benar-benar menambah ilmu.  Terima kasih, pak,” ungkap Wira.

Ungkapan senada juga disampaikan mahasiswa lainnya yang mengikuti perkuliahan yaitu Sasmito, Dian Vithria. Suhartina, Didik Permana, Mu Hadi,  Nora Syikin, Rina Jadriyani, Riswan Effendi,  Sendi Febriawan,  Wira Hubaya Iwin, Wulan Sari dan yang lainnya.

Dalam pemaparan dasar untuk dijadikan pijakan dijelaskan bagaimana awal kedatangan bangsa Melayu hingga bermukim di Kepulauan Nusantara, lahirnya kerajaan-kerajaan di nusantara, dan terbentuknya Kerajaan Melaka  sebagai imperium utama peradaban Selat Melaka oleh Pramiswara yang merupakan putra mahkota Kerajaan Sriwijaya melarikan diri dari serangan Majapahit. Berbekal dengan dibantu suku asli serta laut dan kekuatan  laut lainnya di Selat Melaka serta meminta perlindungan pada Kerajaan Siam maka berdirilah Kerajaan Melaka mulai dari 1400 – 1511.

Pada akhirnya, Kerajaan Melaka jaya hingga dikuasai Protugis dan jatuh ke Inggris tetap menjadi jalur penting lalu lalang perdagangan sutra dan rempah-rempah. Hingga hari ini, Melaka dengan Negara Malaysianya dan Temasik dengan Negara Singapura terus memainkan peran penting dalam menentukan alur dan padatnya arus perdagangan.  Dan pernah mensejahterakan bagi orang pesisir pantai Timur Pulau Sumatera dengan perdagangan semokel. Sisanya, barulah menghala ke bagian pesisir Selat Melaka di Pulau Sumatera. Disana ada Pulau Bengkalis. Pulau Rupat, Pulau Rangsang, Pulau Bintan dan lainnya.

Baca Juga :  Peradaban itu Bernama Selat Bengkalis

“Sesekali dimasukan pengetahuan lain, dengan harapan perkuliahaan zoom tetap menarik. Terutama terkait peran Pulau Bengkalis sebagai poros utama maritim dari jalur rempah dan sutra pada masanya. Hingga dijadikan pusat keresidenan Sumateta Timur oleh Belanda,”

Disamping itu, juga diberikan pengetahuan tentang pembuatan dan pengisian blog pribadi, menjelajah google scholer dalam pencarian jurnal terakreditasi, mendowloadnya, hingga mengenal mendley, plaggiasi dan lainnya. Walaupun cuma sekilas tapi paling tidak tersisip pengetahuan dasar serta penting dalam menunjang budaya dan dunia akademik.

Tanpa teras, waktu berlalu hanya ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Eva Nurfazila sebagai staf operator STIE Syariah Bengkalis yang bersedia mengirim links perkuliahan. Ibu Dr Khadijah Ishak dan Datuk Isa yang terus penuh semangat menjaga pilar mencerdaskan kehidupan anak bangsa dengan Ayo Kuliah dan jadikan  pilihan di STIE Syariah Bengkalis. SUKSES SEMUA

Penulis: Dawami S.Sos, M.I.Kom, Dosen, Jurnalis Senior Wartawan Utama, Pegiat Lingkar Pojok Literasi.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *