
BUALNEWS – Dunia dibuat terkejut oleh keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang tiba-tiba menunda tarif impor selama 90 hari untuk puluhan negara. Tapi ada satu pengecualian besar: Cina tetap dihukum berat, bahkan tarifnya dinaikkan menjadi 145%.
Langkah ini diumumkan pada Rabu (09/4), hanya sepekan setelah Trump mengguncang pasar global dengan sanksi perdagangan besar-besaran yang menarget hampir seluruh dunia. Dalam pernyataannya, Trump menuding praktik perdagangan tidak adil dan kurangnya rasa hormat dari Beijing sebagai alasan utama.
“Cina akan tahu bahwa masa mereka menipu Amerika dan dunia sudah berakhir,” tulis Trump di platform Truth Social.
Cina Kena Tarif 145%, Dunia Ditunda 90 Hari
Gedung Putih menjelaskan pada Kamis (10/4) bahwa kenaikan tarif terhadap Cina terdiri dari 125% tarif baru plus 20% tarif lama yang telah diterapkan awal tahun, sehingga total mencapai 145%.
Sementara itu, negara-negara lain yang awalnya dikenakan tarif baru 20%, kini mendapatkan penangguhan selama 90 hari. Keputusan itu datang hanya 13 jam setelah tarif resmi diberlakukan.
Namun Trump membantah bahwa ini adalah bentuk kemunduran.
“Anda harus fleksibel,” ujarnya kepada wartawan.
“Tapi untuk Cina? Saya bahkan tidak bisa membayangkan memberi mereka kelonggaran.”
Pasar Dunia Melejit, Tapi Cina Tetap Tersudut
Penundaan tarif ini langsung disambut pasar keuangan dengan antusias. Indeks S&P 500 melonjak 9,5%, dan NASDAQ terbang 12,2% – mencatat salah satu hari terbaik sepanjang sejarah bursa. Bursa saham di Eropa dan Asia juga ikut reli ketika pasar dibuka pada Kamis (10/4).
Sementara itu, Uni Eropa, yang sempat menghadapi tarif 20%, menyambut baik penundaan dan ikut menangguhkan tarif balasan terhadap AS.
“Kami ingin memberi kesempatan pada negosiasi,” ujar Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen melalui platform X.
Tekanan Politik dan Kekhawatiran Krisis Jadi Faktor Kunci
Keputusan Trump untuk menunda sebagian tarif dinilai sebagai respon terhadap tekanan kuat dari berbagai kalangan: anggota parlemen, pelaku pasar, hingga pemimpin bisnis. Ketakutan terhadap dampak tarif terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan menjadi sorotan utama.
Pasar obligasi sempat goyah. Imbal hasil Treasury 10-tahun sempat menyentuh 4,362%, mencerminkan menurunnya kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi AS.
Namun, pemerintah tetap bersikeras bahwa ini bukan tanda kelemahan. Penundaan ini disebut sebagai strategi negosiasi, bukan kompromi.
Langkah Trump adalah sinyal keras bahwa konfrontasi ekonomi global belum selesai. Dunia boleh bernapas sejenak, tapi untuk Cina — hukumannya baru saja dimulai. Dan jika Beijing tak segera berubah arah, tarif lebih tinggi bisa saja kembali mengancam. ***/BUALNEWS