Dunia Ini Terlalu Istimewa Bagi Manusia

Advertisements

BUALNEWS.COM — DUNIA adalah tempat terindah dan sempurna bagi makhluk bernama manusia. Lalu, nikmat mana lagi yang mau dipungkiri dari apa yang telah Allah SWT berikan.

Allah SWT jadikan matahari, bulan dan bintang gemintang sebagai perhiasan indah membuat sesuatu menjadi indah dan gemerlap yang diberinama alam semesta berkat adanya Nur Muhammad.

Kata orang sufi, sesuatu yang diceburkan secara misterius ke Allah SWT. Ia bukanlah Dzat Allah SWT, tapi merupakan representasi atau tajalli, penampakkan dari diri-Nya. Bukanlah Dzat-Nya, melainkan Cahaya-Nya yang terdapat di segenap pelosok langit dan bumi.

Cahaya-Nya pun bertingkat-tingkat (Nuurun `alaa nuurin, An-Nuur:35); ada Cahaya yang menjadi prasyarat mutlak bagi keberadaan alam semesta, ada Cahaya yang diberikan kepada manusia, ada Cahaya yang diberikan kepada orang yang beriman dan Cahaya yang tertinggi adalah Cahaya yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang disebut dengan Nur Muhammadi (Nuurun fawqaa nuurin) itulah alam semesta.

Lalu, lagi Allah SWT katakan nikmat mana lagi yang kamu pungkiri. Dijadikannya samudera, lautan, udara dan dunia terbentang luas dan dengannya manusia bebas bernafas, tanpa membayarnya. Bebas kemana saja mau berpergian, asalkan pandai bersyukur dari banyak nikmat yang melimpah diberikan.

Nikmatnya, suara merdu kicaauan burung dan sahutan koko ayam menjadi magnet bagi denyut darah kesadaran alaram bawah sadar kehidupan manusia untuk bangun dan beraktivitas bersujud diri dengan pemilik cahaya rahman dan rahim dengan Shalat Tahajud dan Shalat Subuh.

Pada akhirnya, hingga manusia bisa dengan bebas untuk menikmati hidup. Belum lagi dengannya, Allah SWT jadikan pemandangan hijau panorama menakjubkan sebagai bukti Allah SWT lah pemilik maha karya agung dan pengatur semuanya sehingga tidak satupun berputar, berevolusi, berekosistem tanpa mengikuti ekosistemnya.

Baca Juga :  Gamis Lesti Kejora Tren Busana Lebaran 2023

Buktinya, galaksi bima sakti yang kita huni masih beratur hingga waktu ditentukannya. Dan air, angin, api dan semuanya akan berekositem juga jika manusia bersahabat dalam makna teori yang dipahami menurut Teori Alamtologi serta tahu menjaga keseimbangan. Jika tidak, atas kerusakan yang dibuatnya maka angin, air dan api bisa mengulung semua sesuai dengan kesalahan dan kelalaian dari keserakahan dibuat.

Allah SWT jadikan dengannya sebuah keindahan tiada tara. Gunung yang menjulang selain sebagai pasak juga adalah sebagai pengatur cuaca dan pengaruhnya pada kehidupan dimana dengannya subur kayu kayan, tumbuh-tumbuhan dan hewan dari bermacam jenis.

Dunia ini terlalu sempurna bagi manusia dari satu titik ribuan debu galaksi yang ada dijagat raya . Allah SWT pilih bumi sebagai tempat bermukim, menerus keturunan, bernafas dan berhimpun. Hingga berpisahnya, nyawa dari jasad. Tapi Allah SWT hanya menyuruh manusia beribadah kepadanya dalam arti yang universal.

Berbekal nafsu yang sedikit, ilmu yang setitik dititipkan Allah SWT kepada manusia maka kerusakan demi kerusakan dilakukan. Dari kerusakan, demi kerusakan yang dilakukan maka dititipkannya doa kepada Allah SWT sebagai keinsafan dari perbuatannya. Begitulah, cerita sejarah yang sudah disebutkan dalam Alquran untuk dijadikan pelajaran.

Proses demi proses terus dilakukannya dan lagi-lagi dititipkannya doa keinsafan dan bait-bait senandungnya. Tapi dunia sudah tidak indah lagi bagi dirinya, hatinya dan lakunya. Doa yang dititipkannya pun hanya sebatas menjadi pelara kala senja. Ketidakindahan itu pun dititipkannya kepada Allah SWT sebagai penyesalan.

Adakah alam lain seindah tempat dimana manusia ditunjuk sebagai pemegang amanah untuk menjaga keseimbanggannya. Allah SWT turunkan 25 nabi dan rasul. Serta menjadikan Alquran dan Hadis nabi Muhammad SAW sebagai pedoman dan pegangan. Agar keindahan dunia tidak menjadi fana dan perhentian yang sebentar ini tidak membuat lupa menghikmahi dengan amalan, keberkahan, kebaikan sebagai bekal membuat indah yang hakiki. Belajarlah dari sejarah dan bersilaturahmilah dengan masa lalu maka kita akan tahu dimana titik asal kita. Bahwasanya dunia ini terlalu indah bagi manusia. ***

Baca Juga :  Buku "Bang Syam : Mutiara dari Pesisir" Diluncurkan, Kisah Perjalanan Hidup Syamsurizal

*iaitfdm,8/12/2021pukul 15.13wib

Penulis: Dawami S.Sos M.I.Kom, Dosen IAITF Dumai, Pegiat Lingkar/Pojok Literasi Tafidu, Jurnalis Senior Wartawan Utama.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *