UDARA sepanjang perjalanan masih sangat terasa dingin. Sesekali, angin Selat Melaka melewati sepoi Selat Bengkalis diujung bibir pantai Tanjung Jati menyibak kesegaran semangat pagi menuju Negeri Junjungan, Pulau Bengkalis yang juga tersebut Negeri Terubuk.
Pagi ini, Jumat (20/1 2023) tersebab alasan tugas dari sebuah pengabdian sebagai akademisi maka pagi lagi sudah bangun. Setelah malamnya menjelang subuh baru siap menyelesaikan tugas sebuah tulisan untuk kolaborasi menulis salah satu penerbitan nasional. Dan akan meneruskan mengajar di STIE Syariah Bengkalis Jumat hingga Sabtu sorenya.
Hanya saja, bergitu sampai di ujung pelabuhan RoRo Sungai Selari, Kecamatan Bukit Batu, Pulau Sumatera sekitar pukul 09.30 Wib memang benar-benar terwujud. Pasalnya, antrean mobil sudah mengular dan terbayang bagaimana tingkat kesabarannya.
Umar bin al-Khattab seperti dikutip oleh Imam al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya, mengatakan, “Sungguh kami menemukan kehidupan kami yang lebih baik dengan kesabaran.”
Rasulullah mengatakan, “Ketahuilah bahwasanya dalam kesabaran atas sesuatu yang tidak kamu sukai itu terkandung banyak kebaikan. Dan, sesungguhnya pertolongan Allah itu selalu bersama dengan kesabaran” (HR Ahmad).
Kesabaran itu juga, akan membuahkan kebaikan secara mental yang akan membuat kita lebih kuat dan lebih percaya diri dari sebelumnya. Selain itu, kesabaran juga membuahkan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup kita.
Sebab, tak semua harapan, mimpi dan tujuan bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita akalkan. Tapi, Allah SWT selalu hadir dengan jalan dan ketentuan sendiri.
“Minggu Imlek, pak,,” itulah sebuah jawaban saat akhirnya saya sampai dipos penjualan e-tiket RoRo. Dan, memang tak tahu juga kalau memang akan Hari Raya Imlek.
“Sememang, pantaslah ramai. Orang Pulau Bengkalis etnis Tionghua balek kampung dan ini sudah menjadi tradisi turun temurun.,” Indahnya tradisi ini dan kalau dikemas dengan baik menjadi tradisi bernilai wisata religi bagi orang Pulau Bengkalis yang secara hidup bersama dan damai dengan mayoritas masyarakat Melayu. Dan kini, sama-sama menjadi anak watan Pulau Bengkalis. Ketika jauh dan merantau maka rindu akan pulang kampung, bernostalgia dengan masa lalu dan berkumpul bersama keluarga.
Pukul 17.30 WIB saya pun bersama kawan-kawan yang lain antre baru bisa masuk dalam RoRo. Dan pukul 18.00 WIB, ABK sudah menghidupkan kapal RoRo menghala ke Pulau Bengkalis penuh Berkah. Semoga jadilah jambatan penghubung Pulau Bengkalis dan Pulau Sumatera sebagai mengembalikan kejayaan Poros Ekonomi Maritim Jalur Sutra dan Rempah yang juga pernah dicita-cita Rafles andaikan Belanda mau menukar pulau ini, tapi Temasik (Singapura) lebih beruntung. ****
Dawami S.Sos M.I.Kom, Dosen IAITF Dumai, Jurnalis Senior Wartawan Utama, Pegiat Lingkar Pojok Literasi