Oleh: Lim Ok Zuber, S.Pd, Guru IPS SMPN 1 Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis
KEHADIRAN guru kreatif akan mampu menciptakan proses pembelajaran memudahkan peserta didik menerima materi disampaikan dengan proses yang menyenangkan. Oleh sebab itu, anggapan sebagian besar peserta didik dimana pelajaran IPS adalah pelajaran menghafal dan membosankan. Terutama dikaitkan dengan menghafal tahun, nama tokoh sehingga pelajaran yang membosankan dan tidak menarik karena dilakukan hanya teori saja.
Apalagi tugas utama seorang guru dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada para siswanya, yaitu dengan cara mengondisikan mereka agar belajar secara aktif dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga potensi mereka dapat berkembang secara optimal.
Sebab pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat.
Apalagi kegiatan belajar mengajar yang aktif dalam setiap kegiatan pembelajara akan membuat siswa terlatih dan terpicu untuk memiliki kompetensi. Hal ini diperlukan dalam membentuk kecakapan hidup sebagai bekal hidup di kemudian hari.
Di sisi lain, bagi sebagian besar siswa, mata pelajaran IPS merupakan pelajaran yang sering membuat jenuh. Menurut mereka materi pembelajaran IPS sangat banyak dan sering menyita waktu. Oleh karena itu, untuk menghilangkan stigma penilaian ini, setiap guru mata pelajaran IPS mendapatkan tantangan untuk menepisnya. Sehingga semuanya berupaya membuktikan bahwa mata pelajaran ini merupakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Kalau tidak jangan sampai pada akhirnya, menyebabkan rendahnya minat belajar pesrta didik pada pelajaran IPS. Padahal kalaulah ada sentuhan kreatifitas dari guru maka pelajaran IPS bukan sekadar pelajaran menghafal, tapi menuntut siswa untuk memiliki keterampilan dan memecahkan masalah masalah yang ada disekitarnya dari fenomena sosialnya.
Pendidikan IPS di sekolah diharapkan peserta didik dapat mempelajari diri sendiri secara langsung di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya yaitu proses mencari tahu dan berbuat. Agar pelajaran IPS disenangi peserta didik maka guru harus punya tips. Paling tidak ada beberapa tips yang bisa diterapkan diantaranya yaitu pertama, jalinlah hubungan baik guru dan peserta didik. Artinya, bersikaplah empati pada peserta didik. Hubungan baik itu akan menjalin rasa kedekatan antara peserta didik dengan pendidik.
Pada akhirnya, akan memberikan rasa nyaman tidak takut pada pendidik. Kenyamanan itulah yang akan melahirkan rasa kepercayaan diri pada peserta didik. Kepercayaan diri akan melahirkan sifat kemandirian dan keberanian. Keberanian akan memberi motivasi di antaranya berani bertanya, berani mengemukakan pendapat, bahkan berani menyampaikan ide.
Dalam pandangan Hambly (1992) menyebutkan kepercayaan diri diartikan sebagai keyakinan terhadap diri sendiri sehingga mampu menangani segala situasi dengan tenang. Tidak merasa inferior dihadapan siapapun dan tidak merasa canggung apabila berhadapan dengan banyak orang.
Kedua, buatlah suasana kelas menyenangkan dengan metode dan strategi yang menarik dalam pembelajaran. Anggapan pelajaran IPS membosankan dan bikin ngantuk akan sirna kalau guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dari sisi materi atau pokok bahasan pembelajaran pada Kompetensi Dasar (KD) yang diajarkan oleh guru atau pengajar yang bersangkutan. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan pemilihan metode yang kurang tepat.
Ketiga, penataan tempat duduk. Penataan tempat duduk adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas. Karena pengelolaan kelas yang efektif akan menentukan hasil pembelajaran yang dicapai. Dengan penataan tempat duduk yang baik maka diharapkan akan menciptakan kondisi belajar yang kondusif, dan juga menyenangkan bagi peserta didik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Winzer (Winataputra,2003 : 9-21) bahwa penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Misalnya penataan tempat duduk dengan membentuk huruf U atau menggunakan posisi setengah lingkaran atau berhadapan digunakan dalam kelas dengan metode diskusi atau dengan model model lainya sesuai strategi guru dalam mengajar.
Keempat, media pembelajaran. Kelas yang menyenangkan akan menghadirkan inovasi dalam proses belajar antara lain dengan menggunakan media pembelajaran. Pendidik akan menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantunya, yang diharapkan mempermudah proses pembelajaran di kelas. Brvee (1997) mengatakan media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan.
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Sebagai komponen pembelajaran, media hendaknya mampu merangsang pembelajar untuk belajar dengan menyenangkan. Sebagai contoh para pendidik mulai berusaha membiasakan diri untuk menggunakan peralatan-peralatan seperti LCD, CD, VCD, video, komputer, dan internet atau media media lainnya yang akan mempermudah pemahaman peserta didik dalam mengongkretkan ilmu yang disampaikannya dalam pembelajaran di kelas. Baca juga: Pembelajaran IPS secara Daring Mudah Dipahami dengan Microsoft Teams Maka dari itu, suasana pembelajaran menyenangkan di kelas diperlukan peran guru yang kreatif..
Tantangan terbesar lainnya yang sering dihadapi guru pada masa pandemi sekarang ini adalah pembelajaran jarak jauh. Hal ini sesuai dengan anjuran pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus corona. Oleh karena itu, guru dituntut untuk berkreasi dan melakukan terobosan agar pelayanan pendidikan tidak terhenti, dan siswa mendapatkan hak pengajarannya.
Di lain pihak, pembelajaran langsung dengan moda dalam jaringan pun sering menghadapi kendala. Selain sarana dan prasarana siswa yang tidak memadai. Kurangnya akses jaringan internet, juga keterbatasan kuota yang dimiliki. Selain itu, pemberian modul pembelajaran pun bukan merupakan jalan terbaik.
Pembelajaran dengan menggunakan pola diluar jaringan ternyata dapat memantik semangat siswa untuk tetap belajar. Pengiriman materi pembelajaran melalui classroom dalam bentuk video, materi ataupun gambar ternyata bisa menjadi penawar anggapan mata pelajaran IPS adalah pelajaran yang membosankan.
Akhirnya, kondisi pandemi bukan halangan untuk menghambat kegiatan belajar-mengajar, pola dan cara terbaik harus terus diciptakan dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah. Namun, penulis tetap berharap keadaan segera membaik agar pembelajaran bisa dilaksanakan secara maksimal, karena secanggih apapun teknologi, tetap tidak akan bisa menggantikan manusia. ***