PAGI lagi, udara segar Kota Dumai terasa. Walaupun lalu lalang mobil cangkang sawit dan mobil tanki CPO dengan arus berlawanan terlihat bus karyawan pulang pagi. Tak enaknya, saling salip dan terkesan tak beraturan dalam menurutkan karyawanya sehingga menyebabkan kemacetan dibeberapa titik.
Kulihat jam di mobil sudah menunjukkan pukul 08.15 WIB. Rencana habis ke Mundam, baru menuju ke Kampus Sang Pemimpin. Dan memang dalam pekan ini, sedikit agak sibuk. Waktu dalam perjalanan detik, terasa singkat dan cepat menghibur rutinitas aktivitas.
Ketua yayasan sudah nelpon menanyakan kunci ruang LPM. ” Wam, ruang LPM siapa yang memegang,” itulah suaranya bernada serius pagi lagi karena memang dikejar waktu.
Sekitar 30 menit berlalu, saya pun sampai kampus. Saya pakirkan mobil didekat ruangan ketua yayasan tak jauh dari ruangan teknisi kampus dengan alasan biar mobil bisa teduh dan tidak kepanasan. Terlihat tukang pembuat ruang serbaguna rektorat sudah saling sahut menyahut dalam bekerja. Hari ini, mulai.pemasangan semua instalasi listrik bangunan direncana 3 tingkat. Dimana ruang tingkat 1 untuk pelayanan dan studio, lantai 2 buat ruang rektor dan pertemuan. Sedangkan ruang lantai 3 ada rencana buat asrama putri untuk mahasiswa. Semoga segera terwujud.
Wajah-wajah serius mulai terlihat diruang LPM tempat markas penyempurnaan data dipusatkan. Tapi bukan tak lelah, apalagi membuat waktu istirahat sedikit terganggu. Tapi begitulah namanya menjemput harapan dan menyambut fajar. Tak ada sesuatu hasil baik itu datang dari sebuah pekerjaan biasa-biasa saja. Ingin hasil baik maka kerjakan dengan luar biasa.
Ada Winda. Indah, Amel, Robi, Putri, Lini, Ambalika, Hafiza, Sumi dan diketuai Ketua Farid. Adalah tim teknis menjemput sangt fajar ke senayan tersebut. Mulai dari mencari, mengupdate hingga memaksimalkan data disilon sehingga hasil kerja benar-benar terangkum semuanya.
“Batasnya, tanggal 8 sudah harus rampung buat proses tahap kedua. Tim terus kerja lembur dan semangat,” gitulah penjelasan ketua.
Soal harapan jangan ditanya, kaki gantung tinggi-tinggi yaitu bisa melihat 2024 bisa lebih baik dan harapan bisa melambung tinggi buat kampus sang pemimpin.
Bak kata nasehat, hasil biasanya tak mengingkari kerja. Kami terus berusaha untuk bisa menghasilkan hasil sesuai dengan kerja kerja kerja yang telah dilakukan. Optimisme telah digantung tinggi-tinggi buat kerja ini.
Kerja ini, laksana menyambut fajar. Sebelum fajar menyingsing dan dipatok ayam maka mari kita bergegas melakukan aktivitas yang memberikan keberkahan buat kemaslahatan.
Ibnu Khaldun mengatakan sebaik-baik pekerjaan adalah bisa memberikan keberkahan buat kemaslahatan. Kemaslahan yang dimaksud adalah bernilai manfaat bagi banyak orang.
Lihatlah alam, juga ikut memberikan senyum saat usai malamnya kami juga bersama-sama menyambut malam nisfu syakban. Semog bisa berjalan sesuai harapan dan target ingin dicapai. ***
#ruang lpmiaitf7/03/2023
Penulis: Dawami, Pengiat Lingkar Pojok Literasi.