BUALNEWS.COM — Dah lama tak menyeberang dalam jalur lintas laluan dari peradaban besar orang Melayu. Atau lebih tepatnya, jalur sutra lintas peradaban besar orang-orang pantai Timur Sumatera dan Pulau Sumatera dari riuh laluan padat Selat Melaka.
Itulah Selat Rupat, Pulau Rupat dan Teluk Rhu, Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis. Selat Rupat,memiliki panjang ± 72.4 km dan lebar (dari garis pantai Dumai hingga pantai Pulau Rupat) 3.8 – 8.0 km merupakan selat kecil yang terdapat di Selat Melaka yang membelah Kota Dumai dan pulau terluar NKRI, Pulau Rupat dengan memiliki pesona pantai pasir putih aduhai indahnya. Belum lagi dengan potensi SDA menjanjikan jadi kawasan strategis nasional berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia, cukup 15-20 menit dah sampai Port Diksen.
Hari ini, Ahad (27/2 2022) pukul 09.23 WIB, saya dan rombongan dari IAITF Dumai terdiri dari Ketua Yayasan IAITF Dumai, Dr HM Rizal Akbar M.Phil, Rektor IAITF Dumai Dr H Ahmad Rozai Akbar, orang tua kami Buya Fal, H Afifuddin dan beberapa adik-adik mahasiswa di tim Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) IAITF Dumai kami nyeberang ke Pulau Terluar NKRI ini.
Pukul 08.30 WIB saya dan rombongan masuk dalam RoRo TPI Dumai. Walaupun ada yang sudah berangkat trip pertama pukul 06.30 WIB. Pukul 10.00 WIB sudah tiba di Pelabuhan RoRo Tanjung Kapal, Pulau Rupat terus menelusuri beberapa kampung di pulau ini ada Tanjung Kapal, Batu Panjang, Terkul, Sungai Injap, Tanjung Pura, Simpang Salak, Pergam, Mesim, Tanjung Jering, Teluk Lecah, Pangkalan Buah, Kampung Kebumen, Pancur, Pangkalan Nyirih, semuanya berada di Kecamatan Rupat.
Istirahat Shalat di Masjid Darul Ikhsan, Dusun Kebumen Tengah kemudian makan di Rumah Makan idola terus dilanjutkan menuju Pantai Teluk Rhu, Kecamatan Rupat Utara sekitar pukul 15.30 WIB sudah masuk di penginapan Muiara Pantai dengan posisi langsung kebibir pantai sehingga lebih elok buat menikmati riuh deburan ombak Selat Melaka buat bersama keluarga.
Dan kebetulan sehari sebelum keberangkatan sudah konfirmasi penginapan dalam diharga Rp250 ribu/malam jadi tidak kualahan. Apalagi ramai rupanya yang datang dari.luar kota dan provinsi kemari. Tapi jangan salah sejak sekarang sudah banyak penginapan berdiri dibandingkan tahun 2016, jadi jangan takut tak dapat tempat. Hanya saja, kalau.menginap harus dipikirkan makan malam dan sarapan.
Sekarang tinggal menunggu keberanian menjadikan pulau terluar dengan luas mencapai sekitar 1.500 km2 dan jauh lebih luas dari Pulau Bengkalis dengan koordinat 2°1′0″N 101°34′0″E apakah jadi Kabupaten Rupat, Kota Rupat atau jadikan Otorita Rupat Utara atau namanya Tanjung Medang atau namanya Selat Morong.
Tanpa itu maka Pulau Rupat tak akan beranjak dan mengalami perubahan bagi masyarakatnya, pembangunan secara infrastruktur dasar dan apalagi dari sisi potensi pantai pasir putih yang tak kalah eloknya eksotis dengan lokasi wisata lain di Indonesia.
Tapi dengan satu catatan, tempatkan ibukota Kabupaten Rupat, atau Kota Rupat atau Otorita Rupat Utara, Selat Morong atau Tanjung Medang dimana langsung berhadapan ke Selat Melaka di Rupat Utara. Itulah cara menyongsong pencepatan bias dari tempias kemegahan Selat Melaka. Jika tidak maka potensi Rupat dan potensi strategis kawasan secara nasional hanya akan habis dikertas dan teruslah bermimpi akhirnya untuk memajukan Pulau Rupat.
Kemudian barulah kemasan birokrasi mulai dari pelayanan RoRo Dumai menuju Pulau Rupat terus dibenahi. Mulai dari sistem pembelian karcis masuk orang, motot dan mobil, angkutan barang. Sistem antre kendaraan hingga masuk ke dalam RoRo dengan tetap mengutamakan keselamatan, kepuasan dan kenyamanan..Tidak mengesankan memuakkan, menyebalkan hingga tidak profesional. Akhinya, orang trauma mau melakukan penyebrangan ke Pulau Rupat. Baru melakukan besar’-besaran perbaikan infrastruktur dasar jalan, jembatan, air bersih dan memanfaatkan potensi SDA angin untuk pembangkit listrik maka baru pulau yang memiliki kisah putri sembilan ini jadi pesona luar biasa dan sampai masanya maju dalam tatapan laluan peradaban dunia Selat Melaka. Pukul 06.40 WIB, Senin (28/02 2022) kami meneruskan perjalanan roadshow PMB dan dakwah Isr’a Mikraj Nabi Besar Muhammad SAW di Desa Mesim. ***
*DAWAMI, S.SOS M.I.KOM, Dosen IAITF Dumai, Ketua LPM IAITF Dumai, Pegiat Lingkar Pojok Literasi, Jurnalis Senior Wartawan Utama
sememangnya dahsyat abang kami ni, syabas