Mengenang Rektor IAITF, Dr H Ahmad Rozai Akbar ”Alam Ikut Mengaminkan Sosok Keulamaannya”

Advertisements

BUALNEWS.COM, Dumai – Hari ini, Jumat (11/7/2025), genap satu minggu sudah ulama besar, tokoh pendidikan, dan Doktor Ilmu Ushul Fikih itu meninggalkan kita semua. Yang tersisa kini hanyalah kenangan akan ilmu yang diwariskan, karya yang ditinggalkan, dan pusara yang masih basah di halaman kampus yang ia dirikan sejak tahun 1999 dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tafaqquh Fiddin, yang kemudian bertransformasi menjadi Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin (IAITF) Dumai pada 2014.

Cita-cita besarnya belum padam, terwujudnya Universitas Islam Tafaqquh Fiddin (UITF) dengan mengusung distingsi khasnya — Islam, Selat Melaka, dan kemelayuan.

Pagi itu, tepat pukul 05.45 WIB, Jumat (4/7/2025) atau bertepatan dengan 8 Muharram 1447 H, linimasa WhatsApp berbagai grup pecah oleh satu kabar duka: “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.” Rektor IAITF Dumai, Dr. H. Ahmad Roza’i Akbar, S.Ag., M.H., wafat dalam usia 55 tahun di RSUD Kota Dumai. Kesedihan menyelimuti. Kata-kata pun tak mampu mengurai rasa kehilangan. Pikiran-pikiran hanya dipenuhi kenangan bersama almarhum — sebagai guru, pemimpin, sekaligus ayah spiritual bagi ribuan muridnya.

Dumai pagi itu muram. Seolah langit turut bersaksi atas kepergian seorang alim, ulama dari pesisir Selat Melaka. Usai Subuh, mendung menggantung, dan udara teduh menyelimuti kota. Alam tampak seolah mengiringi perpisahan terakhir bagi sosok yang tak pernah lelah menebar ilmu dan kasih sayang.

Menjelang pukul 10.30 WIB, jenazah dibawa untuk dishalatkan di masjid yang selama ini menjadi tempat beliau menjadi imam dan menyampaikan khutbah, setelah usai Shalat Jumat. Dari rumah duka, hujan gerimis perlahan turun, menyambut langkah-langkah terakhir menuju peristirahatan. Dilepas oleh Ketua MUI Kota Dumai, Ketua Yayasan IAITF, tokoh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Dumai, Wakil Wali Kota, Sekretaris Daerah, PMD, serta masyarakat dan tetangga dari kediamannya di Jalan Dock Yard, Gang Pinang, Dumai Barat.

Baca Juga :  Selamat! Reza Purnama Terpilih Jadi Ketum Kohati Periode 2023-2025

Pukul 13.30 WIB, jenazah dimakamkan di tanah kampus IAITF Dumai — kampus yang ia bangun, rawat, dan cintai seumur hidupnya. Di Jalan Utama Karya No. 3, Bukit Batrem, Dumai Timur, tanah itu menjadi saksi bisu perjuangan dan pengabdiannya.

“Pak, lihat itu. Luar biasa sahabat saya ini…,” ucap Datuk Isa Selamat, sahabat karib almarhum dan Ketua Yayasan Bangun Insani Bengkalis, sambil menatap langit. Di atas sana, bulan sabit menggantung — menelentang menghadap ke atas — dengan latar cuaca mendung dan syahdu. Saya melirik jam tangan: pukul 14.30 WIB. Dari lapangan voli kampus IAITF, bulan sabit itu tampak persis di atas kantin Kocek IAITF Dumai — seolah menjadi lambang kesaksian langit atas kepergian sang guru, ulama dan tokoh masyarakat.

Seusai pemakaman, pelan-pelan para pelayat mulai meninggalkan lokasi. Namun bagi para murid, mahasiswa, ibu-ibu majelis taklim, dan masyarakat sekitar, kenangan akan nasihat, ajaran, dan keteladanan almarhum akan abadi.

“Beliau ulama besar yang selalu ikhlas memberikan ilmunya untuk umat. Semoga menjadi amal jariyah yang tak putus-putus,” ujar Buya Zakaria, Ketua MUI Kota Dumai dengan suara bergetar.

Sebagai alumnus Program Doktor Ushul Fikih UIN Suska Riau, Dr. Ahmad Roza’i Akbar dikenal sebagai sosok yang rendah hati namun visioner. Menjabat sebagai Rektor IAITF Dumai sejak 2014, ia terpilih kembali untuk periode 2021–2025. Bahkan sebelum wafat, beliau masih menjabat periode ketiga (2025–2030) — demi memastikan IAITF menjadi mercusuar ilmu keislaman di kawasan pesisir Timur Sumatera.

Baginya, IAITF bukan sekadar kampus. Ia adalah “rumah peradaban” yang membawa cahaya bagi Dumai, Riau, bahkan bangsa Indonesia bagi masyarakat pesisir Selat Melaka.

Baca Juga :  Miami Heat Tersungkur, Atlanta Hawks Amankan Posisi Play Off

“Anda boleh salah masuk, tapi jangan salah keluar,” begitu kalimat yang selalu ia sampaikan kepada mahasiswa baru. Namun seiring waktu, kalimat itu berubah menjadi: “Anda tak boleh salah masuk, dan tak boleh salah keluar.” Filosofis, mendalam, dan sarat makna — menunjukkan betapa seriusnya beliau membentuk karakter para mahasiswa.

Kini, mimpi itu harus diteruskan. Di akhir Maret 2025, IAITF resmi memperoleh izin membuka Program Pascasarjana (S2) Pendidikan Agama Islam. Sementara program S2 Hukum Keluarga Islam tengah dalam proses finalisasi di Kementerian Agama. Visi besar yang selalu beliau gaungkan adalah satu: menjadikan IAITF sebagai Universitas Islam Tafaqquh Fiddin — kampus unggulan yang berakar kuat di budaya Melayu dan nilai-nilai Islam pesisir.

Harapan itu kini menjadi amanah. Amanah yang diemban oleh Assoc. Prof. Dr. H. M. Rizal Akbar, M.Phil, yang ditunjuk sebagai Rektor antar waktu periode 2025–2030, bersama H. Hambali selaku Ketua Yayasan Tafaqquh Fiddin.

Sang guru, ulama panutan telah pergi. Tapi cahaya ilmunya akan terus bersinar — di dalam doa para muridnya, di antara dinding-dinding kampus yang ia bangun, dan di setiap langkah alumni yang ia lahirkan.

Selamat jalan, Guru. Doa kami akan terus menyertaimu.

Penulis: Dawami Bukitbatu, Dosen IAITF Dumai, Jurnalis Senior, Pengiat Lingkar Pojok Literasi

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *