BUALNEWS.COM — Dibalik nama besar Raja Jayabaya dari Kerajaan Kediri, kerajaan ini merupakan hasil dari pembagian wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Mataram Kuno sendiri merupakan salah satu kerajaan besar di Indonesia, yang awalnya berlokasi di Jawa Tengah, namun akhirnya memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur.
Berdirinya Kerajaan Kediri tak bisa dilepaskan dari Raja Airlangga yang bertahta di Kerajaan Mataram Kuno. Awalnya Raja Airlangga membagi kerajaan menjadi dua, yaitu di Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri), yang dibatasi dengan Gunung Jawi dan Sungai Brantas. Tujuan pembagian kerajaan tersebut yaitu agar tidak ada pertikaian.
Namun ketika Raja Airlangga memutuskan membagi dua kerajaannya, menjadi Jenggala dan Panjalu. Alhasil perubahan – perubahan pun terjadi, dalam artian ketidakstabilan politik yang semakin berlangsung. Hal itu terungkap dalam buku “Kerajaan Kediri atau Panjalu: Sistem Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Yuka, Tanaya, P., Ravando, Dieta Lebe S., dan Iqra R., 2007”.
Kerajaan Janggala atau Kahuripan terdiri atas Malang dan Delta Sungai Brantas dengan pelabuhan Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, dengan ibukotanya Kahuripan. Sedangkan Kerajaan Panjalu (Kediri) meliputi Kediri, Madiun dengan ibukotanya Daha.
Langkah membagi kerajaan menjadi dua ini dilakukan Raja Airlangga karena terjadi perebutan tahta kerajaan sehingga ia terpaksa membelah kerajaan menjadi dua. Hasil perang tersebut, Kerajaan Panjalu (Kediri) diberikan kepada Sri Samarawijaya yang berpusat di Kota Daha.
Sedangkan Kerajaan Jenggala (Kahuripan) diberikan pada Mapanji Garasakan yang berpusat di Kahuripan. Dalam Prasasti Meaenga disebutkan bahwa Panjalu bisa dikuasai Jenggala dan nama Raja Mapanji Garasakan (1042-1052 M) diabadikan.
Tapi berikutnya Kerajaan Panjalu melakukan penyerangan kepada Kerajaan Jenggala, dan berhasil menaklukkan Airlangga. Dari sanalah awal mula Kerajaan Kediri mulai menancapkan kekuasaannya di Jawa Timur. ***