Iklan Politik Partai Gerindra 2019 dalam Sebuah Analisis; Merakyat dan Kuat Pesannya

Advertisements
BUALNRWS.COM — Materi iklan politik Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) untuk Pemilu 2019 yang bisa dilihat dalam https://youtu.be/k-Hsu_SgxQQ atau dikumpulan iklan Parpol Pemilu 2019 https://www.youtube.com/watch?v=j4kpvXWzYfs. Bisa juga di Partaigerindra-nusantara.wmv yang sudah lebih kurang 12.666x ditonton. Menariknya kalau ditelaah, pesan disampaikan iklan politik Partai Gerindra 2019 tidak jauh berbeda dengan pesan politik iklan Partai Gerindra yang pertama kali muncul di tahun 2009. Hanya saja memang durasi untuk iklan 2009 lebih lama dibandingkan durasi untuk iklan Partai Gerindra untuk tahun 2019. Tapi Partai Gerindra tetap konsisten dengan pesan utamanya yakni Indonesia Kaya maka Kekayaan Indonesia harus mampu membuat rakyat sejahtera. Kemudian pesan kedua paling konsisten disampaikan dalam Iklan Partai Gerindra sejak tahun 2009 hingga sekarang tahun 2019 adalah mempertegaskan sisi kemanusian Parpol melalui Ketua Umumnya, H Prabowo Subianto sebagai sosok yang berwibawa dan tegas serta mampu membawa Indonesia bisa terbang tinggi kelangit nusantara setinggi terbangnya burung garuda. Kenapa burung garuda! Partai Gerindra ingin memainkan simbol-simbol tertanam disanubari paling dalam rakyat Indonesia untuk memberikan dan menyatukan persepsi dari keragaman dalam payung bhineka tunggal ika dengan selalu menjaga NKRI. Walaupun iklan politik Partai Gerindra 2019 tidak menampilkan sayap burung garuda yang terbang tinggi di langit nusatara, mulai dari Pulau Sumatera hingga Papua, mulai dari rumah ibadah, Monas hingga petani, pedagang, nelayan, guru dan sebagainya tapi hanya menampilkan ruh iklan sebagai penyegar ingat masyarakat yang tetap menginginkan perubahan menuju Indonesia makmur dan sejahtera.
Baca Juga :  PMII Dumai Ziarah dan Doa Bersama. Peringati Hari Pahlawan
Disisi lain lagi, iklan politik Partai Gerindra untuk tahun 2019 lebih tegas dalam penyampaian pesannya. Dimana, hanya menyampaikan pesan bahwa H Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden adalah putra terbaik Indonesia yang bersih dari masa lalu kelam sebagaimana dituduh selama ini. Makanya, iklan ini banyak menunjukan keberhasilan, kewibawan H Prabowo Subianto selama di militer dan setelah tidak lagi di militer ternyata masih dihargai.
Dan kalau pun di dalam iklan ini ada pesan koreksi terhadap pemerintah sekarang yakni H Joko Widodo dan H Yusuf Kalla, tapi sifatnya tidak bersifat vulgar hanya berkias dalam pesan kemanusiannya saja. Apalagi memang, demikianlah banyak iklan politik di Indonesia yang tidak mau berterus terang melakukan kritik kepada lawan politiknya. Hal ini diakui oleh Deddy Mulyana dalam Bukunya Komunikasi Politik dimana menurutnya, ‘’Di Indonesia iklan negatif ini tidak terang-terangan ditayangkan TV. Namun biasanya lewat media lain, seperti media sosial dan dari mulut ke mulut” (Deddy Mulyana, 2014: 83). Lebih lanjut Deddy Mulyana juga mempertegas bahwa iklan politik merupakan alat utama dalam pemasaran politik. Makanya, ada konsensus diantara para konsultan politik bahwa iklan politik terbaik mampu membangkitkan perasaan yang kuat dan emosional. Bahwa cara terbaik untuk meraih pemilih adalah mengimbau emosi mereka, meskipun sebagian konsultan percaya bahwa iklan di televisi terutama menimbulkan impak secara kognitif. Oleh sebab itu, unsur terpenting dari iklan-iklan politik di TV tersebut adalah slogan, jargon politik, logo partai dan pesan lain yang dianggap mampu mendongrak popularitasnya. Bisa nomor parpol, sisi lain dari kemanusian, dan hal-hal lainnya. Di iklan Partai Gerindra 2019 ini sudah memiliki kreteria tersebut diatas, meski tidak memiliki durasi iklan yang panjang. Tapi, semua pesan iklan TV yang menjadi syarat sebuah iklan maka di iklan Partai Gerindra 2019 sudah terpenuhi. Sedangkan kalau dilihat dari sisi segmentasinya, maka iklan ini menyasar kepada seluruh masyarakat Indonesia baik di kelas bawah, menengah dan atas. Artinya, iklan ini akan diterima secara baik kepada masyarakat yang memiliki status pendidikan lebih yang berada di kelas menengah dan atas. Dimana umumnya tinggal di daerah perkotaan. Makanya tidak salah kalau dilihat dari sisi segmentasi maka pengaruh iklan ini kepada perolehan suara Partai Gerindra mulai dari Tahun 2009, 2014 hingga 2019 mengalami peningkatan luar biasa. Dan khusus untuk tahun 2019, perolehan suara Partai Gerindra dengan jualan dari Maketing Politiknya adalah sosok Prabowo Subiantao mampu menyasar suara di daerah perdesaan. Buktinya, di tahun 2019 saja Partai Gerindra mampu berada diurutan kedua dibawah partai PDI Perjuangan. Dan mampu mengalahkan Partai Golkar dan Partai Demokrat. Dan malah dibeberapa provinsi, kabupaten dan kota Partai Gerindra mampu menjadi nomor satu perolehan suara Pileg.
Baca Juga :  Spider-Man: No Way Home, Nasib Peter Parker Bisa Beda
Hanya saja memang, selain memiliki sisi baik atau lebih. Iklan Partai Gerindra 2019 ini juga memiliki kekurangan sehingga suara Partai Gerindra tidak terlalu menyasar atau mempengaruhi basis masa suara di Pulau Jawa yang menjadi basisnya PDI Perjuangan kecuali Provinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta yang mampu merubah peta politik dan Partai Gerindra ikut bermain dan menjadi yang terdepan. Dimana kurangnya, Partai Gerindra memberikan arus dari idiologi yang mau ditanamkan kepada masyarakat. Kalau pun, ideologi partai adalah nasionalis maka nasionalis yang seperti apa. Atau beridiologi nasionalis relegius maka juga harus jelas melalui pesan-pesan iklan politiknya sehingga dukungan kepartai benar-benar mampu mengikat pemilih karena memiliki kesamaan dalam beridiologi. Oleh sebab itu, kalau secara terorinya maka iklan politik Partai Gerindra 2019 ini memiliki kelemahan dimana kurang memiliki kalau meminjam istilah dari Butler dan Collins yakni Positioning. Dimana kurang menempatkan nilai-nilai inti dari identitas agama, etnis, dan kelompok sosial lainnya (Adman Nursal, 2004:141). Dan bukan juga tidak ada, ada tapi kurang memberikan warna sehingga tidak terlalu menyentuh. Walaupun dari sisi pesan kemanusiannya memiliki pesan yang sangat kuat, mulai dari iklan Partai Gerindara sejak muncul di tahun 2009 hingga 2019. *** *(Dawami, mahasiswa pascasarjana Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Riau memenuhi tugas mata kuliah komunikasi politik materi analisis iklan politik)

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *