Keberhasilan Ekonomi Siak Masa Sultan Said Ali di Selat Melaka

Advertisements

BUALNEWS.COM –SETELAH perbaikan elite Siak dan mempererat hubungannya dengan para penghulu di Siak, baik orang asli maupun pendatang. Said Ali kemudian memfokuskan diri untuk membangun perekonomian Siak yang tak pernah tertata dengan rapi sejak masa raja-raja sebelumnya.

Said Ali mulai memperkuat hubungan dengan dunia luar, dengan meniagakan hasil alam Siak dengan hubungan yang setara. Beberapa Negara yang memiliki armada dagang di Selat Malaka pun mempercayakan hal pada Said Ali, lebih-lebih penguasa pantai timur Sumatera, merupakan saudara-saudaranya. Kepercayaan dunia luar itu dibalas dengan hasil yang sama-sama menguntungkan oleh Said Ali. Hal itu dapat terlihat dalam laporan-laporan Inggris dan Belanda.

Setelah kepercayaan yang mengikat pedagang Eropa mulai didapatkan Said Ali kemudian meningkatkan ekspor kayu berkualitas unggul pada bangsa Eropa, terutama Inggris, bukan hanya kayu, Said Ali bahkan mampu membangun pabrik galangan kapal besar di Sungai Mandau, dan beberapa kapal Inggris tercatat pernah dibuat di sini, seperti, The Inglis, dan Malacca.

Keberhasilan ekonomi Siak yang dibangun oleh Sultan Syarif Ali, merupakan hasil dari diplomasi yang dilakukan oleh sultan dalam membangun relasi dagang dengan bangsa Eropa. Di sisi lain, produksi tenun berkualitas unggul pun berkembang dengan amat pesat di Siak Sri Inderapura. Namun seperti yang disayangkan oleh Jhon Anderson, kain-kain berkualitas unggul dan kelas satu ini tidak diperjualbelikan ke khalayak ramai, penjualannya hanya terbatas pada sekelompok elite yang dianggap pantas saja.

Selain itu, Said Ali memodernisasi olahan tradisional khas Siak, yaitu Sagu, yang awal mulanya hanya dikonsumsi oleh masyarakat Siak saja. Said Ali kemudian mulai meniagakannya ke lautan Malaka pada 1800-an. Bahkan hasil olahan sagu dari Siak ini mencapai wilayah ekspor yang cukup luas pada masanya, yaitu hingga tanah Eropa. Olahan ini merupakan salah satu cemilan favorit dan paling banyak dijumpai di Malaka, Penang, serta Eropa, olahan ini dikenal dengan sebutan “Sagu Mutiara”, sebagaimana yang diungkapkan oleh
J. R. Logan, dalam tulisannya yang berjudul “Sago”, pada tahun 1894.

Baca Juga :  Utamakan Kebutuhan Dibandingkan Keinginan

Perluasan wilayah, menjadi salah satu kunci berhasilnya Siak di bawah kendali Said Ali. Pada masa kekuasaannya Siak menjadi salah satu kerajaan yang paling disegani di Selat Malaka dan timur Sumatera. Sebagaimana yang ditulis oleh O.K. Nizamil Jamil, dalam bukunya Sejarah Kerajaan Siak, wilayah-wilayah taklukan Siak tersebut meliputi: Kota Pinang, Asahan, Kualuh, Bilah, Panai, Deli, Langkat, Batubara, Serdang, Pelalawan, Bedagai, Temiang. Salah satu keunggulan dari penaklukan ini adalah, Said Ali memberikan otonomi

penuh pada saudara dan orang kepercayaannya yang diutus untuk berkuasa di wilayah jajahannya dan menjadi sultan di sana. Sehingga mereka bebas mengatur dan meningkatkan perekonomian wilayah yang dikuasainya. Dampak dari strategi politik Said Ali ini, berpengaruh pada bagi kerajaan Siak, karena utusan Siak yang berkuasa di wilayah dudukkan tersebut, tetap mengagungkan nama Siak sebagai pusat dari wilayah taklukannya.

Selain perluasan daerah Siak, ia juga menginvansi Kesultanan Sambas dan memaksa mereka untuk tunduk pada Siak dengan upeti tahunan. Persekutuan Tapung Kiri dan Tapung Kanan memang tidak diinvansi, namun mereka sendirilah yang mengaku tunduk pada Kesultanan Siak, karena takut diserang sewaktu-waktu.

Tapi sayangnya tulisan-tulisan yang lahir dari produk lokal Siak jarang sekali mau mengakui bahwa Said Ali adalah raja terbesar dari Kesultanan Siak dan pada masanya Siak mencapai masa keemasan, malah pengelana Eropa, laporan-laporan Inggris dan Belanda yang lebih banyak mencatat aktivitas politik dan dagang Said Ali ketika ia berkuasa sebagai sultan. Karena faktanya, setelah kematiannya, raja-raja yang berkuasa di Siak, tidak lagi mampu menyamai kemakmuran dan kekuatan tempur Siak Sri Inderapura di bawah kekuasaan Said Ali, malahan mengalami kemunduran yang cukup pesat dan takluk di bawah koloni Belanda. ***

Baca Juga :  Yahya Staquf Terpilih Jadi Ketum PBNU 2021 - 2026 di Muktamar Nahdatul Ulama

Daftar Pustaka

O.K. Nizamil Jamil, Sejarah Kerajaan Siak, Lembaga Warisan Budaya Melayu Riau, 2010

Ellya Roza, Sejarah Tamadun Melayu , Aswaja Presindo Yogyakarta:, 2015

Penulisan : Iko Marsela, Mahasiswa Program Studi Akutansi Syariah, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah Bengkalis, Provinsi Riau

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *