Amora Gadis Rusia

Advertisements

BUALNEWS.COM — Terminal Bus Bersepadu (TBS) Kuala Lumpur, Malaysia selalu ramai. Kedatangan dan kepergian bus adalah hal biasa. Demikian pula dengan orang, tentulah tujuan ke seluruh tanah Semenanjung Melayu.

Siang ini, diawal bulan Juli 2023, pasca larangan keluarnegeri habis Covid 19. Ini buat kedua kalinya, kembali ke Kuala Lumpur dan buat kesekian kalinya, singgah translit di terminal ini.

Cuaca luar terminal TBS terik panasnya, sedangkan dalam terminal sangat nyaman, bersih dan beraturan sambil menunggu jam berangkat. Sehingga membuat orang betah. Sampai di TBS, tinggal menuju ke konter tiket yang sudah dilayani secara online. Bagi kita orang Indonesia dan turis lainnya tentulah dengan memasukan nomor paspor, pilih tujuan, jam keberangkatan dan nama bus. Tentulah setelah itu dibayar maka akan keluar tiketnya dan tinggal menuju dan menunggu ke terminal keberangkatan dari terminal A sampai L.

Tiga wanita yaitu dua warga negara Rusia dan satu lagi adalah warga Korea Selatan baru dikenal saat berada di dalam bus. Walaupun, saat mau masuk ke pintu keberangkatan sudah terlihat ketiga wanita ABG ini duduk duluan dibangku tunggu keberangkatan. Tepatnya, diurutan kelima dari bangku kursi depan tempat menunggu jam keberangkatan.

Begitu kami sampai di pintu B keberangkatan. Seorang perempuan muda, pegawai terminal sudah siap untuk mempersilakan kami untuk masuk bus dengan cara menempelkan barkot dan memperlihat karcis kami. Begitu pula dengan penumpang lainnya. Dan tidak terkecuali, tiga wanita ABG yang rupanya menjadi teman selama perjalanan dari Kuala Lumpur menuju terminal Melaka Senter yang diperkirakan menghabiskan waktu perjalanan 2 jam, kami menggunakan Bus Melor Interline.

Perkenalan ini, lebih kepada kebetulan aja. Tersebab, dia duduk dikursi 18 dan no tertera di karcis masuk yang dipegang no 19. Apalagi sebelum masuk ke bus, saya sudah diberi air mineral 1 botol dan coklat 3 bungkus. Kalau air, masih digunakan untuk diminum. Sedangkan coklat 3 buah tadi saya beri kepadanya. Karena mengemil juga bukan menjadi kesukaan. “Rezeki, anak barat inilah nampaknya coklat ini,” gumam dalam hati.

Baca Juga :  Filosofi Komunikasi Kedai Kopi

Sambil duduk dikursi no 19 dan sambil mengecilkan Ac yang bunyinya dan udaranya sangat dingin sehingga tak nyaman buat badan yang sudah 3 hari tenaga ekstra berkeliling selama di Kuala Lumpur.  Makanya, ketika masih dalam ruang tunggu terminal berdiri di masa kepemimpinan Muhathir Muhammad sudah terniat. “Masuk aja dalam bus, tidur lah jawabnya ,” apalagi perjalanan dari Kuala Lumpur ke Melaka cukup menghilang lelah. Sebab sesampai di Melaka, agenda lain sudah menanti dengan agenda alternatif lainnya.

***

Terminal Bersepadu Selatan (TBS) Kuala Lumpur, Malaysia adalah sebuah terminal bus layaknya shopping Mall. Begitulah kesan pertama datang ke terminal ini, melihat kemegahannya. Terminal bus cukup mewah ini berlokasi di Kawasaan Bandar Tasik Selatan, Kuala Lumpur pertama kali beroperasi tahun 2011 namun baru dilakukan acara peresmian tahun 2013 diresmikan langsung oleh Perdana Menteri Malaysia saat itu Najib Tun Razak. Terminal ini menggantikan terminal lama di pusat kota Kuala Lumpur yaitu Terminal Puduraya. Pada awal pembukaanya, terminal TBS hanya melayani jalur angkutan bus dari dan menuju area selatan semenanjung Malaya saja. Namun sejak 2014, otoritas setempat menetapkan bahwa terminal ini menjadi pusat konektivitas bus dari dan ke seluruh kawasan di Semenanjung. Layaknya sebuah terminal seperti terminal lapangan terbang menjadi sarana penting penghubung untuk transportasi udara maka terminal TBS juga menjadi  terminal utama untuk menghubungi seluruh angkutan bus yang beroperasi dari dan ke seluruh titik di Semenanjung Malaya.

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di terminal dengan tujuan akan naik bus ke Melaka, maka yang terlintas adalah benarkah tempat ini terminal bus ataukah sebuah pusat perbelanjaan elit. Bangunan TBS memang dibangun dengan begitu megah sehingga sekilas lebih mirip seperti sebuah Mall, dengan bangunan terminal memiliki 5 lantai dan setiap lantai memiliki fungsi pelayanannya masing-masing. Dimana lantai 1 dan 2 terminal merupakan platforms kedatangan maupun keberangkatan setiap bus yang beroperasi. Paling tidak, ada lebih dari 50 gate keberangkatan yang ada. Sedangkan untuk lantai 3 adalah tempat pelayanan calon penumpang seperti pembelian tiket terpadu, papan informasi keberangkatan dan ada banyak convenient store. Di lantai 4 terdapat banyak pilihan kuliner dan merk restoran terkemuka. Beberapa toko retail dan penginapan transit juga terletak di lantai 4 ini. Sedangkan lantai 5 merupakan kawasan parking lot.

Baca Juga :  Tanpa Tumbang, Madam Pang Girang Thailand Juara Piala AFF 2020

Belum lagi soal pelayanan system ticketing dimana kita tidak akan menemukan pengalaman buruk dipermainkan oleh calo tiket.  Sebab sistem penjualan tiket bus di terminal TBS terintegrasi pada satu sistem saja dan tidak dibagi ke sistem masing-masing PO bus sehingga mudah dan betuk-betul nyaman. Paling tidak, ada 45 konter tiket yang tersedia dan tinggal menyesuaikan tiket bus yang sesuai dengan kantong dan  terdapat beberapa mesin pembelian tiket mandiri secara elektronik.

                                                                        ***

Diterminal TBS ini, berkenalan dengan gadis Rusia bernama Amora. Itupun secara kebetulan saja dan pertemuan tidak disengaja. Tapi disebabkan coklat 3 buah ini dan sebagai orang komunikasi taklah mungkin tak menyapa atau buang pelawe kepada orang duduk sebelah. Dan taklah mungkin,  berdiam diri saja selama perjalanan dari Kuala Lumpur ke Melaka selama 2 jam.

“Coklat ?,” begitulah awalnya aku menyapanya. Awalnya, dia hanya mengelengkan kepala. Tapi akhirnya diambilnya satu. Dan pun dia mengucapkan terima kasih, ‘’Thanks you.’’ Tapi  dalam bahasa Inggris yang aku bisa, aku taruk semua cokat itu dikeranjang jaring tempat makanan di depan kami duduk.

 “My name, amora,” itulah namanya. Kebangsaan Rusia dan menikmati libur bersama temannya datang ke Malaysia. Sekarang bersama kami dalam satu bus menuju terminal Melaka Sentral dan menjadi kawan selama perjalanan hingga sampai di Melaka Sentral.

Kulitnya putih, hidungannya mancung, berkaca mata minus. Dengan badannya tegap tapi tinggi semampai. Anggun, kalau dipandang tampak cantiknya. Rambutnya perang dan sebatas bahu termasuk jenis rambut lurus. Umurnya, kira-kira 18 atau 20 tahun. Awalnya, aku pikir suaranya seperti kebanyakan suara perempuan kita Indonesia diusia seperti itu. Tapi suaranya, agak berat dan lantang. Mungkin,  juga dipengaruhi logat asal negaranya Rusia. Padahal, Amora sudah berbahasa Inggris.

Komunikasi kami pun mencair, berkat 3 buah coklat yang dibelikan bersama air mineral maka jadilah sebagai media pembuka bicara. Amora pun sambil makan coklat yang aku beri dan beberapa makanan ngemilnya tampak sangat menikmatinya.

Baca Juga :  Ibu Kota Baru RI Namanya Nusantara

Nampak kami, asyik berbual. Kalau tak mengerti, sesekali google translet ikut membantu. Dua kawannya, duduk disebelah sesekali melihat kami dan ngobrol sambil tersenyum. Kawan Amora di kursi 17 orang Korea dipisahkan lorong jalan bus, sedangkan di kursi 18 warga negara Rusia. Kok, bisa dekat mereka. Amora menjelaskan itu kawan sekolahnya. “Myfrends..,” jawabnya.

Pukul 4.30 sore adalah menjadi jadwal pilihan keberangkatan kami dari Kuala Lumpur menuju Terminal Bus, Melaka Sentral l di Bandar Bersejarah Melaka. Saya mendapat no 19, yang lain yaitu Bah Syauki no 9 dan kursi no 3 buat pak Dr tepatnya berada paling depan belakang pak supir bus.

Rasa ngantuk yang berat tak mampu ditahan dan mungkin lama juga aku tidur.  Tersadar, udah sampai Seremban. Beberapa kali tersadar maka  ketika memasuki pintu tol Melaka maka badan sudah enak. Ku, lihat disebelah kanan keluar kaca sudah melewati pintu tol Melaka. Amora, terlihat masih lelap tertidur. Barulah tersadar saat ada salah seorang penumpang berhenti dan turun . Sambil Bus menurunkan beberapa kotak yang sudah ditunggu pemiliknya.

Amora terlihat meluruskan kedua tangannya dengan tetap ditelingganya masih terpasang handspre ditelingganya. “Biasalah, anak ABG,” itulah gumamku dalam hati. Tetap selalu asyik dengan dunianya.

Cuek, tapi rasa ingin tahunya tinggi. Sebelum tertidur sempat melakukan percakapnnya dengannya. Hasil yang didapat dari percakapan itu adalah dimana pada saat sudah dewasa maka anak sudah bisa menentukan jalan hidupnya maka orang tua memberikan kebebasan pada anaknya. Ditanya soal perang Rusia dan Krosia maka dia seperti tak ambil peduli. Sebab baginya, ke Malaysia betol-betol untuk menikmati jalan-jalan.  Banyak cerita disampaikan termasuk mempromosikan wisata Indonesia, tapi dia cuma tahu Bali dan Monas Jakarta. Sumatera, Riau dan dibalasnya cuma geleng kepala. Maklum anak ABG. *

Penulis: Dawami S.Sos M.I.Kom, Pengiat Lingkar Pojok Literasi Tafidu, Direktur Bualnews.com. Dosen IAITF Dumai, Jurnalis Senior Wartawan Utama.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *