Masjid  Kampung Hulu Melaka: Unik, Ada Makam Ulama, Air Kolam Sembuhkan Penyakit

Advertisements

BUALNEWS.COM — Malam tahun baru Islam 1445 Hijriah, 1 Muharram atau malam 1 Syuro. Allah SWT gerakkan hati, pikiran , langkah kaki serta jasad kami untuk Shalat Magrib dan Shalat Isya berjamah dan mengikuti zikir serta shalawat menyambut 1 Muharram sebelum azan di Masjid Kampung Hulu, Kota Melaka Bandar Bersejarah, Tanah Semenanjung Melayu Malaysia.

Masjid bersejarah ini memang bukanlah masjid tertua di Malaysia, tapi nilai keunikan dan sisi lainnya dari keberkahan  membuat masjid ini banyak di kenal. Masjid tertua di Malaysia adalah Masjid Kampung Laut di Kelantan, diikuti Masjid Peringgit di Melaka dibina sekitar tahun 1720, seterusnya Masjid Kampung Hulu  dibangun tahun 1728 dan Masjid Tengkera juga terletak di Melaka.

Dari beberapa sumber catatan disebutkan Masjid Kampung Hulu dibangun sekitar abad ke-17 dan ketika Belanda mengambil alih penjajahan Portugis pada tahun 1881 maka masjid ini diperbaiki. Pendirinya adalah seorang mualaf, hartawan Cina bernama Shamsuddin bin Arom. Berdekatan dengan masjid atau tepatnya disamping masjid ada perkuburan para ulama diantara paling terkenal adalah makam Syeikh Syamsuddin As-Sumaterani.

Maka tak salah, rasa secara bathin menunjukkan kalau Masjid Kampung Hulu Melaka masih sangat kuat dari sisi barokah kebesarannya. Itulah dirasakan saat turun dari mobil tepatnya di depan masjid dan melihatnya, Selasa, 18 Juli 2023 pukul 17.30 WIB. Hingga pukul 20.00 Wib saat berada disana.

Digerbang masuk masjid, disambut bangunan terpisah dari masjid tapi menyatu dengan pagar kokoh batu, lebarnya lebih kurang 2 meter. Diatas pagar ada bangunan terbuat dari kayu sebagai tempat beduk.  Diyakini, beduk ini juga menjadi kekhasan sebagai tanda digunakan masuknya waktu shalat. Gerbang pintu masuk memanglah batu kokoh, tapi pintunya terbuat dari kayu. Dan begitu melewati gerbang maka ada lagi kekhasan masjid ini ada dua buah meriam berukuran satu meter dengan kuningan tembaganya masih mengkilat. Kedua meriam ini, terletak dengan baik menyimbolkan semangat perjuangan dan penjaga.

Baca Juga :  Buka Lowongan Kerja Lulusan S1, Yuk Daftar ke BUMN Nindya Karya

Disisi lain, sebelah kanan masih di areal masjid ada menara dengan ketinggian lebih kurang 20 meter terbuat dan terlihat masih sangat kokoh batunya. Sedangkan disebelah kirinya ada tempat pengambilan air wudhu dengan dua kolam, airnya juga jernih. Saat kami datang, banyak warga dan pengunjung memasukkan air dari kolam penampungan ini ke dalam botol.Air kolam ini diyakini warga dan masyarakat pengunjung memiliki khasiat dan berkah menyembuhkan segala macam penyakit. Saat kami berada disana, tidak hanya orang Islam. Orang Cina dan nampak juga orang india. Seorang ibu India ini, sambil mengendong anaknya yang menangis dan mengusap-usap air ke muka dan perut anaknya. Nampak juga, ibu ini telah menyiapkan 2 buah botol untuk diisi dan dibawa pulang. Sedangkan kalau mau untuk diminum maka pengurus masjid telah menyiapkan air bersih yang berasal dari kolam ini.

Disisi lain, dari pintu gerbang masuk terlihat dengan jelas mimbar masjid arsistektur sangat unik, dibalut dengan cat warna kuning dan listnya abu-abu. Bentuknya masih sangat kokoh dan terawat dengan baik. Sedangkan bangunan utama juga masih sangat monumental  dengan atap masih terbuat dari tanah liat dan saat diperbaiki atapnya langsung didatangkan dari Aceh. Demikian pula dengan empat tiang kayu utama masjid juga masih sangat terawat dengan diatas tiang-tiang juga terdapat lampu hias sangat indah, unik dan tentulah sangat lama usianya.

Sebagai mana unik dan indahnya bangunan masjid dengan kental arsistektur campuran  tanah Jawa, Cina dan Melayu. Ini membuktikan bangunan masjid masih sangat terjaga keasliannya sehingga kata Imam masjid Kampung Hulu, Ustad Safiq untuk memasang AC pun tak dibolehkan. Yang boleh, hanya kipas angin putar.  “Tujuannya menjaga keaslian sebagai bangunan warisan sejarah,’ ungkapnya.

Baca Juga :  Akad Murabahah dalam Islam

Dari pantauan selama di masjid maka kalau pun ada  direnovasi dan ditambah hanyalah bangunan berada diluar sebagai tambahan belakangan untuk menampung jamaah yang datang  tidak hanya dari Malaysia. Tapi juga dari luar negara, ada Indonesia, Cina, Singapura dan lainnya.

Menjaga keaslian masjid sejak ditetapkan masuk dalam  tujuh masjid di Melaka sebagai masjid warisan di bawah Undang-Undang Warisan Nasional 2005. Ketujuh masjid tersebut adalah Masjid Kampung Hulu di pusat Kota Melaka, Masjid Tengkera di Tengkera, Masjid Kampung Keling di kota Melaka, Masjid Lama Machap di Alor Gajah, Masjid Serkam Pantai di Merlimau, Masjid An Nur di Bukit Peringgit dan Masjid Laksamana Hang Tuah di Duyong.

Oleh sebab itu,  sesuai aturan  sebagai upaya menjaga keaslian masjid maka  setiap renovasi harus mengunakan bahan  sesuai dengan kualitas keasliannya maka masjid yang dikukuhkan di bawah Undang-Undang Warisan Nasional, Perzim akan memantau secara ketat untuk memastikan bahwa bangunan terawat dengan baik. 

Masjid Kampung Hulu menjadi bukti adanya pengaruh arsitektur Tionghoa dalam pembangunan masjid pada masa itu. Masjid ini ubin keramiknya terbuat dari zaman Dinasti Ching menampilkan ukiran elemen alam. Demikian pula, kubah semi bulat yang lebih dikenal dan biasa digunakan di masjid, tidak terlihat menjadi patokan pembangunan masjid pada masa itu. Sementara, saat itu Melaka menjadi pusat penyebaran Islam di Nusantara. Demikian pula masjid ini menampilkan atap piramida tiga tingkat, yang juga dikenal sebagai atap meru. Bangunan ini juga memiliki menara berbentuk pagoda yang dengan jelas mencerminkan elemen arsitektur Tiongkok. Jubin seramik dan lantainya dikatakan menggunakan corak zaman dinasti Ching. Bumbung bertingkatnya pula mirip kepada rekaan ala pagoda.Walaupun ada yang mengatakan mirip bumbung Melayu macam yang ada di Pulau Sumatera.

Baca Juga :  Hak Angket di Paripurna DPR, Partai Nasdem dan PPP Tak Ikut

Lalu, dimana makam Syeikh Syamsuddin As-Sumaterani. Tepatnya disamping masjid dan berada di depan hotel bernama CaraHulu Hotel di kelola masjid dari wakaf terdapat makam para ulama dan para habib. Keberaadaan makam juga menjadi salah satu membuat pengunjung berziarah dan datang kemari. Ulama-ulama besar tanah Jawa, Sumatera dan Indonesia juga banyak melakukan ziarah ke Masjid Kampung Hulu.

Dalam keterangan didapatkan  nama kampung hulu dilekatkan dengan nama masjid. Dulunya, Kampung Hulu adalah pusat perniagaan yang berada di hulu Sungai Melaka. Tersebab juga tempat tumpuan perniagaan maka ramai orang datang dari bermacam kalangan hingga dibangunlah masjid dengan nama Masjid Kampung Hulu Melaka. Bangunan masjid ini terdaftar di Unisco sebagai warisan sejarah dunia maka setiap perbaikan sekecil apa pun maka harus seizin Lembaga Muzeium Nasional . ***

Penulis: Dawami S.Sos, M.I.Kom, Dosen IAITF Dumai, Jurnalis Senior Wartawan Utama, Pengiat Lingkar Pojok Literasi.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *