Perjalanan ke Hulu Sungai Rokan, dari Jorong hingga Kota Lama

Advertisements

BUALNEWS.COM — PUKUL 08.40 Wib, Ahad (30/4/2023) menjadi pilihan untuk melanjutkan perjalanan  silaturahmi Syawal 1444 Hijriah rencananya akan menelusuri hulu Sungai Rokan atau Rokan Hulu. Dimulai dari Dumai, Duri, Jorong, Sontang, Bonai, Muara Dilam, Kunto Darussalam, Kota Lama.

Walaupun perjalanan ini tidak menyinggahi semua tempat tapi cuma menempatkan alas dari alur komunikasi ilahiah sebagai sesama hamba. Tujuan perjalanan kali ini, silaturahmi Syawal ke keluarga besar di Kota Lama, Kecamatan Kunto Darusalam, Kabupaten Rokan Hulu. Utamanya adalah ziarah ke makam abah Tengku Hasan Basri di komplek pemakaman Desa Kota Lama tidak jauh dari Masjid Darussalam.

Pukul 13.15 Wib, kami sampai di Kota Lama setelah melakukan perjalanan melintasi sejumlah daerahnya. Bermula dari Dumai kemudian tampa melewati tol Dumai-Pekanbaru menuju Bathin Solapan, tapi lebih memilih jalan lintas Bukit Kapur- Duri 13. Setelah itu, baru memilih jalan terminal AKAP  Duri yang semula dipersiapkan menjadi terminal utama di zaman Bupati H Syamsurizal. Sesampai di depan terminal, lalu meĺewati simpang empat. Kami memilih jalan lurus menuju Jorong. Kalau memilih arah jalan ke kiri maka ke Kota Duri sedangkan ke kanan menuju Sungai Rokan. Dalam 10 menit perjalanan kembali ketemu persimpangan maka pilih jalan arah kanan maka ketemu jalan utama. Tapi kembali dibuat pusing memilih persimpangan ke kiri atau ke kanan. Setelah memilih ke kanan maka tidak kurang 50 meter kembali harus memilih lurus atau ke kanan maka pilihlah ke kiri maka kita sudah masuk jalan lurus ke Jorong.

Baca Juga :  Kopi Tengkang

Walaupun jalan sedikit rusak, berlubang dengan beberapa masih sirtu tapi masih  bisa dilewati, asalkan berhati-hati. Google map pun ikut menjadi panduan dengan memakai kartu tri maka sedikit tidak mengalami gangguan jaringan. Kuncinya, dalam menggunakan google map harus tahu titik-titik jarak terdekat yang kita cari. Kalau tidak alamatlah kita masuk entah ke jalan mana-mana. Titik-titik harus dicari adalah dimulai memasuki jalan lintas terminal maka sudah bisa menulis arah pencarian Jorong. Dan kalau google map tidak respon maka cari jalan ke Sontang maka kita akan dipandunya hingga ketemu kehidupan masyarakat Suku Sakai dipinggir jalan ini. Kehidupannya sangat sederhana tapi sudah sedikit modern dengan tidak meninggalkan menangkap ikan dan tata cara hidupnya.

Perkampungan ini hanya dalam 300 meter dan terdiri dari beberapa rumah serta berdiri satu buah sekolah dasar dengan cuma beberapa lokal saja. Habis itu, kita akan melewati hamparan luas kebun bekas kebakaran dengan ditanami sawit. Tapi sepertinya tidak terlalu subur. Akhirnya, pukul 10.45 memasuki Sontang, Bonai Darussalam  dengan ditandai gerbang selamat datang dan lebih kurang beberapa kilometer akan ketemu jambatan melintasi Sungai Rokan, airnya deras, warnanya pekat dan tidak jernih. Kemudian disebeah kiri jembatan sayup-sayup nampak sebuah masjid lama dan sepertinya rumah sulub dan sepertinya banyak cerita tapak relegius mengukuh disini.

Sesuai peta di google map, kami pun kini menelusuri Sungai Rokan dengan kondisi jalan masih bisa dilewati dan berlubang, bergelombang serta patah-patah. Akhirnya, tepat pukul 12.05 kami sampai di Simpang Jalan Raya  Muara Dilam,  Kunto Darusslam ditandai dengan berdiri kokoh tower Telkomsel. Kami pun mengambil persimpangan jalur kiri dan kalau jalur lurus maka terus ke Kota Pasir Pengaraian. Beberapa menit perjalanan maka akan ketemu tugù orang berkuda dan tertulis selamat datang tugu Sutan Harimau. Sempat mengabadikan beberapa foto, saat perjalanan bersama abah saat masih hidup, juga dengan panjang lebar bercerita tentang sejarah daerah Kunto Darusalam dan juga Sutan Harimau.

Baca Juga :  Sungai Bukit Batu: Antara Eksotis Komunikasi Masa Kecil dan Tatapan Keberkahan Peradaban

Pukul 13.20 WIB kami sudah melewati jembatan penanda memasuki Desa Kota Lama melintasi Sungai Rokan, disebelah kiri berdiri dengan megah Masjid  Raya Darussalam juga terdapat sejumlah peninggalan dan makam lama. Menariknya, walaupun melewati jalan lintas ini sudah berulang kali. Atau disebut juga dengan Jalan Lintas Ekadura dan tengah jalan masuk terdapat sebuah bangunan tidak lebih berbentuk limas persegi atau bulat dengan ukuran 3 meter, tinggi 4-5 meter dan beratap diatasnya kubah, warna cat hijau serta putih. Inilah makam kramat dengan sejumlah cerita hingga dibuqt bangunan seperti sekarang ini.  Termasuk pada saat melebarkan jalan hingga jalan harus terbelah dua saat melintasi makam kramat ini. Juga punya cerita saat pengerjaan jalan tersebut.

Perjalanan terus berlanjut dengan melaksanakan shalat di masjid raya. Baru sekitar pukul 14.10 Wib menunaikan tujuan awal yaitu melaksanakn ziarah di Makam Abah, Tengku Hasan Basri bin  Tengku Munap Lampau. Melintasi jalan masuk yang kami lalui disamping Bank Mandiri dan Bank BRI baru dalam beberapa menit dan 200 meter maka masih terdapat bangunan rumah lama, bisa jadi bahan kajian kebudayaan, sejarah, kehidupan adat istiadat dll sebagai penunjuk kultural bangsa melayu rokan di Kota Lama sekitarnya. Atau cagar budaya bagi kota lama.

Dari perjalanan ini, banyak cerita dan pengalaman. Saat Abah masih hidup saya juga pernah dibawakan ke makam lama di pinggir Sungai Rokan dengan menelusuri kebun sawit. Banyak cerita yang saya dapat dari penjelasanya termasuk sejumlah makam tetua suku, adat dan tokoh di masjid Raya Darussalam, Kota Lama. Pukul 17.00 Wib kami melanjutkan perjalanan ke Ujungbatu, terus menuju jalan tol Bangkinang-Pekanbaru 20.15 Wib. Hujan lebat tanda keberkahan pun turun begitu memasuki pintu tol Pekanbaru sekitar pukul 20.30 Wib. Semoga berkah. ***

Baca Juga :  Ade Paham

Penulis, Dawami S.Sos M I.Kom, Dosen, Jurnalis Senior Wartawan Utama, Pegiat Lingkar Pojok Literasi.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *