Pola Hidup Sehat untuk Mengurangi Risiko Penyakit

Advertisements

BUALNEWS.COM — Kesehatan, keafiatan, atau kewarasan adalah kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap dan bukan sekadar tidak adanya penyakit atau kelemahan. Pemahaman tentang kesehatan telah bergeser seiring dengan waktu. Berkembangnya teknologi kesehatan berbasis digital telah memungkinkan setiap orang untuk mempelajari dan menilai diri mereka sendiri, dan berpartisipasi aktif dalam gerakan promosi kesehatan. Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap kondisi kesehatan, seperti perilaku individu, kondisi sosial, genetik dan biologi, perawatan kesehatan, dan lingkungan fisik.

Makna kesehatan telah berkembang seiring dengan waktu. Dalam perspektif model biomedis, definisi awal kesehatan difokuskan pada kemampuan tubuh untuk berfungsi. Kesehatan dipandang sebagai kondisi tubuh yang berfungsi normal yang dapat terganggu oleh penyakit dari waktu ke waktu. Pada tahun 1958, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai “kesejahteraan fisik, mental, dan sosial, dan bukan hanya tidak adanya penyakit dan kelemahan”. Meskipun definisi ini disambut baik oleh beberapa orang dan dipandang inovatif, definisi ini juga dikritik karena tidak jelas, terlalu luas, dan tidak diuraikan dengan terukur.[2] Beberapa ilmuwan mengajukan definisi kesehatan yang lain, misalnya “kondisi yang ditandai dengan integritas anatomi; kemampuan untuk melakukan peran dalam keluarga, pekerjaan, dan masyarakat, yang dihargai secara pribadi; kemampuan untuk menghadapi tekanan fisik, biologis, dan sosial; perasaan sejahtera; dan kebebasan dari risiko penyakit dan kematian sebelum waktunya.

Sedangkan menurut artikel yang dipublikasikan oleh Harvard Medical School, pola hidup sehat terdiri dari kebiasaan sehat atau healthy habits yang meliputi healthy diet, healthy physical activity level, healthy body weight, no smoking, dan moderate alcohol intake. Dari sini, dapat dilihat bahwa pola hidup sehat berkaitan dengan kebiasaan-kebiasan yang dilakukan sehari-hari.

Baca Juga :  Di Era Digital: Apa Kabar Bank Syari’ah?

Pola hidup sehat penting diterapkan karena memiliki berbagai manfaat untuk diri sendiri dan juga orang lain. Menurut WHO dalam Healthy Living, ada 3 manfaat utama pola hidup sehat, yaitu: Mencegah penyakit kronis dan kematian dini. Tidak semua penyakit dapat dicegah, namun penelitian memperlihatkan bahwa pola hidup sehat dapat mencegah penyakit berat seperti diabetes, jantung koroner, dan kanker. Lebih menikmati hidup. Anda dapat bebas melakukan aktivitas apapun karena kondisi fisik dan mental yang optimal. Mewujudkan keluarga yang lebih bahagia. Dengan menerapkan pola hidup sehat, Anda dapat menjadi role model yang baik untuk keluarga, khususnya anak-anak. Anda juga dapat menciptakan lingkungan yang sehat agar mereka dapat tumbuh dengan baik.

Semakin lama, penyakit tidak lagi dipandang sebagai sebuah kondisi, tetapi sebuah proses. Pergeseran sudut pandang ini juga terjadi pada kesehatan. Pada awal 1980-an, WHO mendorong perkembangan gerakan promosi kesehatan. Gerakan ini memungkinkan orang-orang meningkatkan kendali atas kesehatan mereka dan memperbaiki status kesehatan mereka masing-masing. Untuk mewujudkan kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap, sebagaimana definisi WHO tentang kesehatan, seseorang atau sekelompok orang perlu memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan mewujudkan aspirasi, memenuhi kebutuhan, serta mengubah atau mengatasi lingkungannya. Kesehatan dipandang sebagai sumber daya untuk kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup. Untuk mewujudkannya, ada beberapa prasyarat yang perlu dipenuhi, yaitu perdamaian, tempat tinggal, pendidikan, makanan, pendapatan, ekosistem yang stabil, sumber daya berkelanjutan, serta keadilan sosial dan kesetaraan.

Secara umum, latar belakang dan konteks kehidupan seseorang sangat memengaruhi status kesehatan dan kualitas hidupnya. Kesehatan tidak hanya dipertahankan dan ditingkatkan melalui kemajuan dan penerapan ilmu kesehatan, tetapi juga melalui gaya hidup oleh suatu individu dan masyarakat sekitarnya. Menurut WHO, determinan sosial kesehatan adalah kondisi yang dialami seseorang ketika dilahirkan, tumbuh, bekerja, hidup, dan menua, serta serangkaian kekuatan dan sistem yang lebih luas yang membentuk kondisi kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dibentuk oleh distribusi uang, kekuasaan, dan sumber daya di tingkat global, nasional, dan lokal. Kondisi tersebut sangat bertanggung jawab atas kesenjangan kesehatan, baik di dalam suatu negara maupun di antara negara-negara

Baca Juga :  Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Inflasi dan Pengangguran

Semakin banyak penelitian dan laporan yang meneliti keterkaitan antara kesehatan dan berbagai faktor, termasuk gaya hidup, lingkungan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan kebijakan kesehatan. Salah satu kebijakan spesifik yang dibuat banyak negara dalam beberapa tahun terakhir adalah pengenaan pajak terhadap gula. Minuman manis juga mulai dikenakan pajak dan mulai ditargetkan oleh gerakan antiobesitas akibat semakin banyaknya bukti yang menunjukkan hubungan antara minuman bergula tinggi dengan kegemukan.

Penulis: Nurasikin, Mahasiswa STIE Syariah Bengkalis

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *