Peradaban itu Bernama Selat Bengkalis

Advertisements

BUALNEWS.COM — Selat ini menjadi saksi dari alur besar peradaban orang tanah Melayu pesisir Sumatera Bagian Timur atau Riau Bagian Pesisir. Disinilah banyak cerita bermula dari ruang literasi, fiksi, mulut ke mulut dalam membangun sejarah peradaban hingga satu tak terpisahkan Pulau Bengkalis dengan Bukit Batu hingga hadirnya empirium besar kerajaan melayu yang menguasai separuh dar Pulau Sumatera yaitu berdirinya Kerajaan Siak Sri Indrapura.

Kerajaan besar yang menjadi bukti bahwa melalui alur, suak dan tenangnya air muara Sungai Jantan yang kini bernama Sungai Siak pernah ada perjanjian dua zuriat yang akhirnya sama-sama menjunjung power politiknya. Dalam Komunikaai Politik keduanya, dimana bagi keturunan Datuk Laksamana Raja Dilaut selalu dikenal dengan Datuk Menjunjung Titah atau Datuk Hilir Bergajah.

Bagi orang Bukit Batu sangat tahu kapan datuk hilir begajah dan datuk menjunjung titah. Dilihat dari cara berpakaian, bertanjak dan bendera lancang yang digunakan. Dari tapak peradaban selat ini jugalah bagaimana strategi pertahanan laut armada perang kota berjalan begitu ditakutkan oleh penjajah dan musuh sehingga menjadi perisai pertahanan bagi kedaulatan Kerajaan Siak Sri Indrapura dan bagi Kelaksamanan Raja Dilaut Bukit Batu. Hari ini tinggal bagaimana kita bersama satu suara menggali, mengumpulkan bukti dan mengajukan satu dari nama besar keturunan Encik Mas-Daeng Tuagek yang bergelar Laksamana Raja Dilaut untuk diajukan sebagai pahlawan nasional.

Hari ini, Kamis, 23 Juni 2022 pukul 11.30 Wib dan sebelumnya diujung bulan, tanggal 31 Maret 2022 pukul 13.20 WIB dan diawal menyambut bulan suci Ramadhan 1442 Hijrah yang lalu. Dan untuk kesekian kalinya melewati Selat Bengkalis penuh berkah ini. Alur pernukaan air selatnya tenang, tapi jangan ditanya arus dari saksi.peradabannya.

Baca Juga :  Festival Sungai Bukit Batu Pesona Event Daerah, Kades Mahendra: Agenda Tahunan Resam Melayu

Kapal RoRo Sungai Selari- Air Putih, Pulau Bengkalis terus melaju mengikuti alur kemudian yang sudah ditentukan. Begitu pula dengan air dari Selat ini, terus menjadi saksi dari rentak anak-anak sungai, suak dan parit yang ada. Hingga membentuk kultur orang melayu pesisir Riau bagian Pesisir dan Pulau Bengkalis.

Selat yang memiliki kedalam perairan di Selat Bengkalis (Stasiun 1-7) berkisar antara 8,15- 32,15 m (rata-rata 15 m); di Selat Padang/Pakning (Stasiun 8-10) berkisar 12,140-18 m (rata-rata 14,8 m); di Selat Lalang (Stasiun 11-14) berkisar 14,50-37,30 m (rata-rata 22 m) dan kedalaman perairan muara Sungai Siak (Stasiun 15) 9,7 m. Selat ini terus mengalir dan menjadi alur peradaban dan bahwa hingga kini ada tuan dan amanah yang selalu menjaganya maka arus selat, Pulau Bengkalis, Bukit Batu , seluruh alur dan masyaratnya selalu berasa dalam menjaga alur dan pepatnya. Ujung dari semua itu adalah sebuah keberkahan bagi semuanya. ***

Penulis: Dawami S.Sos M.I.Kom, Pegiat Lingkar Pojok Literasi, Dosen IAITF Dumai dan Konsultan Komunikasi Politik, Media dan Pemerintahan.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *