Rupat, Ber-KKN-lah!

Advertisements

BUALNEWS.COM — Pulau ditengah Selat Melaka dan membelah antara  Semenanjung  Malaysia dan Pantai  Timur Pulau Sumatera yaitu Pulau Rupat nampak hijau, tenang makin bercahaya keindahannya begitu sang surya pagi, Rabu (27/07/2022) pukul 06.35 WIB memantul dengan cerah.

Betullah kata Iman Algazali bahwa sesuatu yang indah pastilah memiliki sirat makna dari kehidupan. Pasalnya, manusia pada umumnya menyukai sesuatu yang indah, baik terhadap keindahan alam maupun keindahan seni. Keindahan alam adalah keharmonisan yang menakjubkan dari hukum-hukum alam yang dibukakan untuk mereka yang mempunyai kemampuan untuk menerimanya. Sebab mulai datri filosof zaman Plato, Aristoteles, Imam Algazali sampai zaman modern sekarang ini. Teori tentang keindahan muncul karena mereka beranggapan bahwa keindahan juga telah memberikan warna tersendiri dalam sejarah peradaban manusia.

Peradaban pulau dengan luas lebih kurang 1.500 km2 dan dihuni sekitar 47.000. Adalah sesuatu yang menarik dan kenapa Rafles lebih memilih Singapura untuk dipertukarkan dan kenapa tidak Pulau Rupat. Walaupun demikian pulau dengan kisah Putri Sembilan ini tidak begitu saja lewat dalam membicarakan bagaimana rentak dari peradaban Selat Melaka. Buktinya, banyak nama dari sebutan-sebutan di Pulau ini ada kisah. Sebut saja nama Alohong. Mau tahu cari sendiri! Dan tanda-tanda tapak sejarah dari peradaban Selat Melaka itu.

Pulau Rupat yang jelas menyimpan pesona alam yang masih asri dan masih alami. Mulai dari pemandangan sungai kecil yang mengalir tenang, hingga sungai besar yang membelah pulau. Selain itu  pemandangan pantai dengan panorama pantai pasir putih yang sanggup menawan hati para pengunjung. Ada pantai yang cukup dikenal diantaranya adalah Pantai Rhu di Desa Teluk Rhu, Pantai Ketapang di Desa Sungai Cingam, Pantai Lapin di Desa Tanjung Punak ataupun salah satu pantai yang melegenda, Pantai Alohong. Ada lagi pantai yang pemandangannya tak kalah indah yaitu Pantai Makeruh

Kedatangan di pulau ini, untuk kesekian kalinya dan sepertinya ada laluan lebih asyik buat menemui seluruh mahasiswa KKN di desa yang menjadi tanggungjawab penuh sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kecamatan Ruoat. Tahun ini, 2022 paling tidak ada  4 desa yaitu Desa Pangkalan Nyirih, Pangkalan Pinang, Sungai Cingam dan Desa Makeruh di Kecamatan Rupat. Sedangkan di Kecamatan Rupat Utara ada Desa Teluk Rhu, Tanjung Medang,  Kadur,  Putri Sembilan dan Tanjung Punak.

Pukul 05.30 WIB,  Rabu (27/07/2022) sudah bergerak dari rumah dengan harapan dapat RoRo menyeberang pagi dari Dumai (Pulau Sumatera) ke Batu Panjang ( Pulau Rupat). Pukul 06.00 Wib sudah sampai di pelabuhan RoRo, pukul 06.20 WIB pos jual beli tiket penyeberangan dibuka dan setelah menunggu sekitar pukul 06.45 baru dapat giliran naik ke Kapal RoRo.  Melalui arahan petugas maka mobil pun dapat posisi aman didalam RoRo. 

Menunggu muatan barang, mobil, sepeda motor dan orang naik semua sesuai kapasitas RoRo maka pukul 07.25 WIB RoRo yang kami tumpangi melaju menuju ke Pulau yang juga memiliki kisah dengan nama Putri Sembilan diyakini juga masyarakat ikut menjaga pulau ini. Hampir 40 menit perjalanan kami pun sandar di pelabuhan RoRo Batu Panjang. “Kalau hari biasa aman sedikit pak. Tapi dah mulai Jumat, Sabtu dan Minggu maka selalu ramai dan antre” cerita salah seorang penumpang.

Setelah koordinasi dengan seluruh posko di masing-masing desa maka diputuskan untuk menuju Desa Pangkal Pinang. Pukul 09.40 WIB  saya ( Dawami S.Sos M.I.Kom ‘Red) dan Dr (Cand) Faizal Nurmantias ME sudah sampai di kantor desa dan disambut Kades, Buhari Abu Sofyan. Dari sinilah kami mulai dan selaku Ketua DPL se Kecamatan Rupat maka dibuka dengan membaca nama-nama mahasiswa dan  menyerahkan ke pihak desa. Usai dari Desa Pangkal Pinang dilanjutkan ke Desa Sungai Cinggam dan disambut Kades, Jamil S.PdI baru sebelah petang  tepatnya pukul 15.30 WIB melanjutkan ke Desa Mekeruh dan sudah ditunggu Kades, Dedi Sumantri S.Pd di kantor desa. Baru malamnya, setelah Isya janjian dengan Kades Pangkalan Nyirih, Mursalim S.Pdi dikediamannya .Menariknya, perjalanan ke Desa Makeruh hampir 30 menit nyasar dan harus kembali ke pangkal jalan. Walaupun akhirnya, bisa ketemu mahasiswa dan bisa bersilaturahmi dengan masyarakat. Selamat BerKKN ***

Baca Juga :  Takjil Berbuka

Roro batupanjang14.20Wib,kamis28

dawami s.sos m.i.kom

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *