Kebiasaan Literasi Sekolah dan Budaya Baca Siswa

Advertisements

BUALNEWS.COM — BUNG Karno dalam bukunya Penyambung Lidah Rakyat dituliskan mengapa Bung Kamo begitu akrab dengan buku? Cindy Adams sebagai penulis mengisahkan baginya buku adalah teman sejati dan buku adalah menjadi jendela dunia.

Itulah kata indah yang diucapkan sang proklamator dan bapak bangsa Indonesia, Ir Soekarno mengambarkan kecintaanya pada membaca buku. Dalam dunia kerohanian dan dunia yang lebih kekal inilah aku mencari kesenanganku. Dan di dalam itulah aku dapat hidup dan sedikit bergembira. Seluruh waktu kupergunakan untuk membaca.

Dan memang, membaca merupakan kegiatan yang mudah dilakukan namun sulit untuk menjadikan suatu kebiasaan. Kebiasaan membaca belum membudaya pada masyarakat, khususnya di kalangan siswa. Kegemaran membaca bukanlah faktor keturunan. Kegemaran atau kebiasaan membaca dapat diperoleh melalui pembiasaan dan latihan yang kontinyu.

Sejumlah pertanyaan pun muncul, mengapa siswa kurang berminat dalam membaca? Sebab mereka belum merasakan kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan. Mereka masih beranggapan bahwa membaca sebagai sebuah kewajiban. Sebagian besar siswa mau membaca apabila ada perintah dari guru atau jika akan ada ulangan. Sedikit sekali siswa yang memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca di perpustakaan.

Membangun minat baca pada siswa atau anak sebenarnya bisa dimiliki dari sejak anak usia dini. Dimana lingkungan keluarga memegang peran penting dalam menumbuhkan minat baca siswa. Terutama kedua orang tua harus memberikan perhatian terhadap anak dengan cara memberikan kegiatan yang bisa menumbuhkan minat baca pada anak.

Lantas bagaimana upaya yang dapat dilakukan menumbuhkan minat baca di perpustakaan sekolah. Hal-hal berikut adalah upaya-upaya untuk menumbuhkan minat baca siswa di perpustakaan sekolah diantaranya adalah Pertama, menyangkut koleksi bahan pustaka dimana bahan pustaka bukan hanya berupa buku-buku, tetapi juga berupa buku (nonbook) seperti majalah, surat kabar (Koran), brosur, peta, globe, gambar, komik, novel, cerpen dan banyak lagi jenis buku perpustakaan. Hal ini penting karena dapat menjadi motivator bagi siswa atau anak untuk berkunjung ke perpustakaan.

Baca Juga :  Pagelaran Festival Sungai Bukit Batu, Dapat Pujian dan Apresiasi Langsung Dari Bupati Kasmarni

Dengan bahan pustaka yang bervariasi maka akan bisa menarik siswa untuk selalu mengunjungi perpustakaan sekolah dan siswa menjadi gemar membaca di perpustakaan. Karena bisa jadi siswa merasa bosan dengan membaca buku paket, maka mereka akan mencari bacaa-bacaan yang lain.

Kemudian kedua, adanya peran guru atau pendidik. Maksudnya, guru memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan motivasi atau semangat pada siswa atau anak didik untuk membaca. Guru diharapkan bisa merancang sebuah proses kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk datang ke perpustakaan, karena perpustakaan merupakan sarana yang tepat untuk meningkatkan pengalaman membaca bagi siswa.

Tentunya guru dalam merancang proses pembelajaran harus melihat Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang sesuai. Karena tidak semua materi pelajaran bisa dilakukan pembelajaran di perpustakaan sekolah. Sedangkan yang Ketiga adalah memberikan reward dengan pengelola perpustakaan atau pihak sekolah memberikan reward kepada siswa yang rajin berkunjung dan membaca di perpustakaan sekolah.

Padahal membaca adalah pondasi dasar kemampuan siswa. Siswa yang kemampuan membacanya minim akan berdampak pada hasil belajarnya. Di samping itu kemampuan membaca juga berkaitan erat dengan kemampuan menulis. Semakin banyak bacaan yang dibaca, maka semakin luas pengetahuan atau informasi yang diperoleh. Artinya, semakin banyak pula gagasan yang dapat dituangkan dalam bentuk tulisan.

Rendahnya minta baca juga terjadi di lingkungan sekolah dasar. Siswa menganggap bahwa membaca adalah kegiatan yang membosankan. Siswa lebih cenderung menyukai kegiatan yang serba instan, tidak perlu dengan membaca. Sebagai contohnya, ketika guru memberikan tugas. Siswa mencari bahan dan jawaban langsung di internet, dan tidak perlu membaca buku untuk mencari jawabannya.

Oleh sebab itu, menumbuhkan budaya minat baca di sekolah dasar bukan hal yang mudah, tetapi tetap harus diupayakan. Hal ini membutuhkan kerjasama antara guru dengan siswa. Guru sebagai fasilitator harus mampu mengemas kegiatan pembelajaran yang didalamnya mampu meningkatkan minat baca siswa. Proses pembelajaran harus diarahkan agar siswa memperoleh informasi sendiri dengan membaca buku. Dengan demikian siswa aktif dan berusaha sendiri untuk mencari informasi lebih banyak.

Baca Juga :  BAWASLU  RI Gelar Sosialisasi Partisipatif : Ajak Bersama Ciptakan Pemilu Damai

Lantas bagaimana cara menumbuhkembangkan minat baca pada siswa? Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca dapat dilakukan melalui lingkungan sekolah dimana dapat dilakukan oleh kepala sekolah, guru maupun petugas perpustakaan. Yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah antara lain; 1. Meningkatkan kualitas perpustakaan sekolah dari segi sarana dan prasarana, 2. Mewajibkan guru untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai bagian dari proses belajar mengajar, 3. Menetapkan jam wajib kunjung perpustakaan untuk setiap kelas, 4. Mengikutkan sekolah dalam kegiatan lomba yang berhubungan dengan minat baca, dan 5. berlangganan surat kabar/ majalah.

Kemudian yang tak kalah penting adalah peran seorang guru. Dimana guru dapat memotivasi minat baca siswa melalui cara; 1. Mewajibkan siswa membaca buku, baik buku pengetahuan popular maupun sastra, 2. mengadakan lomba bercerita, 3. memberikan bimbingan cara mencari informasi dari buku, 4. mewajibkan perpustakaan sebagai bagian dari proses pembelajaran, dan 5. menugaskan anak membuat mading kelas atau sekolah secara kontinyu.

Dengan sama-sama menyadari bahwa kegiatan membaca merupakan urat nadi dalam belajar maka akan semakin mempercepat untuk menumbuhkembangkan budaya minat baca siswa, baik di lingkungan keluarga maupun dilingkungan sekolah. Siswa akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru ketika siswa memiliki kemampuan membaca yang baik. Sebagai contoh ketika guru menjelaskan materi, ada beberapa hal yang belum dipahami oleh siswa. Kemudian guru menyuruh siswa untuk membaca. Siswa yang memiliki kemampuan membaca baik akan mudah memahami materi yang belum dipahaminya.

Kegiatan membaca ini memiliki banyak manfaat. Seperti petuah sang proklamator bahwa buku adalah jendela dunia. Membaca menjadi kunci untuk mengetahui informasi. Segala pengetahuan dan informasi akan didapatkan melalui kegiatan membaca.

Baca Juga :  Festival Sungai Bukit Batu Pesona Event Daerah, Kades Mahendra: Agenda Tahunan Resam Melayu

Belum lagi segudang manfaat didapat dari membaca yaitu dapat membuka cakrawala kehidupan, dapat menyaksikan dunia lain-dunia pikiran dan renungan, serta merubah pembaca menjadi mempesona dan terasa nikmat tutur katanya. Oleh karena itu, minat baca perlu ditanamkan sejak dini. Masa anak-anak merupakan masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaan, dan anak yang sudah mempunyai kebiasaan membaca akan terbawa hingga anak tumbuh dewasa atau menjadi orang tua.***

Penulis: Era Rosianti, S.Pd, Guru SMPN 3 Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *