Hukum Alamtologi; Rahasia Harmonisasi Berkomunikasi

Advertisements

BUALNEWS.COM — Tulisan ini hanya sebuah telaah dari resensi buku berjudul ‘Alamtologi Interaksi dengan Air’ merupakan karya agung yang fenomenal dalam keilmuan komunikasi hari ini. Khususnya dalam melihat bahwa manusia tidak hanya berinteraksi dengan sesamanya tapi perlu lebih akrab berinteraksi dengan alam.

Sebagai pengarangnya, Dr Muhammad Aminullah melalui karya ini memberikan pencerahan dalam bidang kajinya. Apalagi dengan sejumlah jabatan keilmuan yang dimilikinya yakni sebagai Tim Penyelidik di International Center Of Natural Science (ICNS) Kuala Lumpur, Dosen Pada IAI Al-Aziziyah, Dosen Pascasarjana IAIN Malikussaleh Lhokseumawe maka karya ini sangat luar biasa untuk ditelaah dengan mendalam.

Khususnya pada Bab 3 dari buku ini yang secara khusus membahas tentang hukum alamtologi dalam interaksi. Dimana lulusan S3 Komunikasi Islam pada Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, Indonesia ini secara mendalam menjelaskan bagaimana hukum timbal balik bahwa manusia sebagai khalifah dipermukaan bumi ini tidak hanya harmonis dengan sesama manusia. Tapi sebaliknya juga harus lebih akrab, harmonis, mesra, mencintai, menjaga dan merawat alamnya. Dalam hal ini, khususnya air yang menjadi sendi hidup manusia.

Hukum interaksi yang muncul adalah semakin baik hubungan manusia dengan alam maka hukum yang timbul adalah alam akan selalu bersahabat dan mengeluarkan hasil terbaik untuk dinikmati oleh manusia. Sebaliknya, alam akan menjadi murka jika manusia tidak mampu mempergunakan hukum timbal balik yang sudah sunatullah ditetapkan Allah SWT. Maka timbullah banjir, kebakaran hutan, longsor, abrasi dll sehingga harmonisasi dan keseimbangan hubungan manusia dengan alamnya terganggu.

Kemunculan teori Alamtologi memberi jawaban bertapa pentingnya hubungan manusia dengan alamnya. Fenomena ini memberikan dampak positif bagi perkembangan ilmu komunikasi kedepannya. Pasalnya sudah sangat tepat dimana kajian komunikasi untuk dapat membuka ruang yang tidak hanya terbatas antar sesama manusia sahaja. Akan tetapi, komunikasi dapat dilakukan dengan semua unsur yang ada pada seluruh alam yang memiliki hubungan dengannya atas dasar keperluan dan saling mencintai.

Pertimbangannya tidak lain adalah sesuatu itu menjadi saling berkaitan dan membentuk hubungan yang dapat mencapai atas sesuatu yang diperlukan tersebut. Seperti manusia memerlukan air untuk minum, memerlukan tanah untuk tempat berdiri, memerlukan udara untuk bernafas, dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam mencapai keperluan tersebut, pasti memerlukan sesuatu cara untuk dapat terhubung dengan sesuatu yang diperlukan tersebut. memerlukan cara suatu merupakan bentuk proses interaksi yang paling dasar, karena interaksi inilah yang menjadi jalan untuk mendapatkan hubungan sesuatu dengan lainnya.

Disisi lain perlu dipahami bahwa yang dimaksud dengan interaksi, bukan hanya sesuatu yang dapat respon timbal balik secara nyata sebagaimana yang terjadi pada interaksi manusia dengan sesama manusia, namun makna interaksi dalam kajian ini merupakan sebuah hubungan dalam proses untuk mendapatkan sesuatu atas dasar keperluan.

Makanya, interaksi merupakan proses yang terbentuk dalam komunikasi. Komunikasi merupakan sifat yang menjadi sebagai media dalam proses interaksi. Maka komunikasi menjadi satu ruang yang dapat menjelaskan proses interaksi yang ada dalam ruang alam semesta. Adapun komunikasi dalam kajian ini merupakan bentuk komunikasi yang menghubungkan X dengan Y melalui Z. Konsep ini terbentuk dari pada Formula XYZ dalam ALAMTOLOGI.

Makanya dalam buku Alamtologi: Interaksi Manusia dengan Air menjelaskan nilai dan bentuk-bentuk interaksi manusia dengan air yang dapat dilakukan dalam bentuk nyata secara saintifik, sistematis, dan universal. Pembahasan bentuk interaksi dengan air dalam buku ini bukan menjelaskan bentuk berinteraksi dengan cara bicara atau meniup pada air untuk jadi obat dan lainnya, atau menjampi-jampi air untuk tercapai sesuatu, ataupun semua kelakuan dalam bentuk metafisik.

Tapi bagaimana tata cara berinteraksi dengan air selain dari kupasan pemahaman pada ayat-ayat Alquran dan pespektif ilmu komunikasi, lebih menekankan dalam penjelasan kajian ini yaitu dari aspek disiplin Alamtologi. Alamtologi adalah satu disiplin yang digarap berdasarkan kepada alam semesta sebagai rujukan khusus. Ianya tertakluk kepada penelitian secara terperinci berserta pembuktian dan dukungan fakta berdasarkan matematik.

Sebalinya, teori alamin merupakan teori menjelaskan secara jelas bentuk proses interaksi dan ilmu komunikasi daripada perkembangan cabang ilmu dalam disiplin Alamtologi. Dengan demikian perlu dipahami bahwa Teori Alamin adalah satu cabang ilmu dalam Alamtologi yang mengkaji tentang komunikasi.

Alamtologi adalah formula XYZ, yang menjelaskan secara saintifik dan sistematis terhadap hubungan manusia dengan alam dan juga hubungan manusia dengan penciptanya. Kupasan ini sangat tepat untuk memahami interaksi dengan air sebagai salah satu bentuk hubungan dengan alam semesta dan tanggungjawab penggunaan air sebagai salah satu bentuk hubungan dengan pencipta.

Adapun berinteraksi dengan air yang dijelaskan dalam buku ini adalah bentuk aplikasi secara nyata atas penggunaan air secara tepat dan benar. Bentuk interaksi yang paling jelas adalah membahas tentang tata cara penggunaaan air yang tepat dan benar supaya tidak menjadi kerusakan pada air, mubazir dalam penggunaan air dan melihat penilaian kepada air bukanlah sebagai objek semata.

Baca Juga :  Kearifan Ekonomi Serumpun Perdagangan Semokel dan Lintas Batas

Interaksi ini dalam bentuk universal yaitu dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak ada batasan bagi bangsa tertentu, suku dan kepercayaan. Maka siapapun yang mengaplikasikan bentuk interaksi dengan air yang dijelaskan dalam buku ini, pasti mempunyai hasil yang baik sebagaimana dijelaskannya.

Perlu dipahami bahwa dalam buku ini juga dijelaskan yaitu kesadaran menjaga manfaat air perlu dilestarikan dalam kehidupan. Menjaga air dengan baik, bermanfaat baik. Air tidak dilestarikan dengan baik, menyebabkan musibah. Air memiliki aturan yang harus dijaga dengan baik. Musibah banjir bukan disebabkan oleh tingginya curah hujan atau kurangnya penyerapan air dalam tanah, tetapi banjir disebabkan oleh tidak sadarnya manusia dalam memanfaatkan air secara benar. Begitu juga bahwa menata air dengan baik supaya tidak terjadi kerusakan pada air adalah tugas kita sebagai manusia. Surat Al-Baqarah ayat 30 menyebutkan manusia dijadikan sebagai khalifah dimuka bumi. Hal ini sebenarnya kita harus sadar bahwa dalam hidup ini kita sedang menanggung amanah yang diberikan oleh Allah kepada kita.

Manusia adalah khalifah untuk sekalian alam, itu adalah amanah, sedangkan air merupakan salah satu unsur yang harus dijaga sesuai dengan amanahnya. Terbukti bahwa air selalu memberikan yang jernih, bersih dan suci kepada kita untuk dapat dimanfaatkannya. Air juga ikut kemana saja yang kita arahkan tetapi harus sesuai dengan aturannya, namun mengapa kita masih tidak berlaku adil kepada air. Seperti menggunakan air secara berlebihan, pencemaran air dan membuang sampah kedalam sungai yang membuat aliran air tersumbat.

Sudah saatnya kita bangun kesadaran untuk memanfaatkan air yang sesuai dengan keperluan bukan sesuai dengan keinginan nafsunya. Hubungan manusia dengan air tidak dapat dipisahkan, manusia tidak dapat hidup jika tidak ada air. Adanya hubungan ini perlu terbentuk kesadaran manusia kepada air, sehingga menjadi “manusia sadar air.” Jika semua proses kesadaran ini dijalankan dengan benar, maka konsep inilah yang disebut interaksi manusia dengan air. Nilai interaksi terdapat pada konsep kesadaran. Apabila interaksi ini sudah efektif, maka tidak ada lagi bencana banjir. Banjir bukan karena kelebihan air dan musibah dari Allah, tetapi banjir karena manusia tidak sadar menggunakan air dengan sebenar-benarnya.

Teori Alamin berteraskan kepada hubungan XYZ dalam proses komunikasi. Oleh karena itu, teori Alamin sangat penting dipahami untuk dapat mengenal secara jelas proses komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Artinya X dapat mengenal proses media komunikasi dengan tepat sehingga mencapai hasil yang optimum dari segala aspek yang dilakukan.

Nilai yang optimum adalah mencapai hasil yang harmoni hubungan X dengan Y sebagai penciptanya, sebagaimana Y telah memberikan tugasan amanah kepada X untuk melaksanakan segala perintahnya. Berdasarkan konsep ini, komunikasi mempunyai posisi dan bentuk yang khusus dalam memahami proses komunikasi yang tepat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dasar pemikiran tentang bentuk proses komunikasi yang dijelaskan dalam teori Alamin yaitu dapat dipahami berdasarkan bentuk gambar tersebut.

Gambar 1.1. Bentuk Dasar Pemikiran Komunikasi dalam Teori ALAMIN

Berdasarkan gambar tersebut perlu dipahami bahwa X dapat mencapai komunikasi dengan nilai yang optimum kepada Y dengan cara X menggunakan ruang Z sebagai media dalam melakukan 7 proses interaksi, dengan segala unsur yang ada dalam ruang Z tersebut. Adapun ruang Z merupakan bentuk ruangan komunikasi. hal ini membuktikan bahwa komunikasi dapat dilakukan hanya dalam batas ruang Z. Oleh karena itu, berdasarkan nilai komunikasi yang dilakukan oleh X, menjadi nilai yang dicapai kepada Y. Pencapaian nilai tersebut dilakukan melalui tujuh proses interaksi yang dilakukan oleh X dalam media Z.

Lalu, pertanyaan yang muncul adalah apa ketujuh proses interaksi yang ada dalam ruang komunikasi tersebut sehingga menimbulkan hukum keseimbangan dalam hubungan antara manusia, alam dan Allah SWT sebagai sang pencipta alam dan manusia. Ketujuh nilai proses interaksi yang ada dalam ruang komunikasi yaitu interaksi manusia dengan air, interaksi manusia dengan angin, interaksi manusia dengan api, interaksi manusia dengan tanah, interaksi manusia dengan tumbuh-tumbuhan, interaksi manusia dengan hewan dan interaksi manusia dengan sesama manusia.

Semua proses interaksi tersebut merupakan proses yang hanya dapat dilakukan dalam ruang komunikasi. Adapun ruang komuikasi adalah sebesar ruang Z. Berdasarkan pengenalan awal ini, maka sangat tepat bahwa komunikasi merupakan sebuah ruang yang terisi dengan tujuh proses interaksi.

Sehingga yang muncul adalah dasar proses komunikasi merupakan bentuk pelaksanaan X yang menjadi peranan penting sebagai pelaku interaksi yang ada dalam ruang Z. Adapun berdasarkan teori Alamin konsep komunikasi ini dapat menjelaskan seperti terjadi komunikasi dalam membentuk interaksi manusia dengan air. Hal ini merupakan bentuk proses paling awal dalam peringkat interaksi. Oleh karena itu, interaksi manusia dengan air dapat dilakukan atas dasar manusia memerlukan air.

Baca Juga :  LBH Ansor Riau Sikapi Laporan Resmi DPD KNPI

Maka ruang lingkup interaksi dengan air adalah tetap dalam batasan ruang komunikasi. Artinya manusia dapat melakukan interaksi tersebut berdasarkan keperluan manusia kepada air. Keperluan manusia kepada air merupakan sesuatu unsur yang paling utama dalam proses kehidupan, maka muncul berbagai pernyataan seperti air adalah sumber kehidupan, semua yang diciptakan berasal dari air, dan ada air pasti ada penghidupan, tidak ada air tidak ada penghidupan. Berdasarkan konsep ini maka dimanapun berada, manusia tetap dalam ruang Z yang merupakan ruang media komunikasi.

Begitu juga yang terdapat pada komunikasi dalam membentuk proses interaksi manusia dengan angin, hal ini merupakan bentuk proses kedua dalam peringkat interaksi. Angin merupakan proses yang menyebabkan terbentuk uap, namun angin memerlukan air untuk terbentuk proses uap. Keberadaan angin tetap dalam ruang Z, maka interaksi manusia dengan angin tetap terjadi dalam batas ruang Z. Adapun proses interaksi ini terjadi dalam ruang komunikasi yang ada pada lingkungan Z.

Adapun manusia dapat berinteraksi dengan angin atas dasar manusia memerlukan angin untuk hidup. Hal ini disebabkan angin berfungsi untuk pergerakan. Sebagaimana denyutan jantung disebabkan oleh nafas bergerak. Maka jika angin tidak boleh masuk dalam jantung, pasti manusia mati. Hal ini membuktikan bahwa penyebab mati karena di cekik leher, dikarenakan angin tidak boleh masuk dalam jantung, maka menyebabkan jantung berhenti bergerak. Apabila jantung berhenti, maka manusia tidak dapat hidup. Manusia hidup apabila jantung bergerak, oleh demikian, untuk pergerakan jantung, pasti memerlukan angin untuk menjadikan sebagai nafas bagi manusia.

Selanjutnya yang terdapat pada komunikasi dalam membentuk proses interaksi manusia dengan api, hal ini merupakan bentuk proses ketiga dalam peringkat interaksi. Api memilki sifat panas, namun api memerlukan angin untuk dapat bergerak menyala. Pergerakan menyala api disebabkan oleh adanya angin yang mempunyai fungsi untuk bergerak, maka api jika tidak ada angin pasti api tidak dapat bergerak untuk menyala. Seperti api ditutup dengan gelas yang menyebabkap angin tidak dapat masuk dalam ruang tertutup tersebut, maka api pasti akan mati. Adapun sifat panas pada api dapat menyebabkan fungsi api untuk meleraikan atau memecahkan segala unsur lainnya.

Oleh karena itu, api juga menjadi unsur yang penting dalam kehidupan, karena api berfungsi untuk proses peleraian segala unsur yang ada dalam ruang Z. Jika tidak ada api, pasti semua unsur dalam ruang Z tidak ada yang meleraikan, maka unsur tersebut pasti menjadi beku. Begitu juga yang terjadi pada diri manusia. unsur api sangat diperlukan oleh badan manusia, supaya dapat meleraikan semua proses energi yang ada dalam sumber makanan. Buktinya manusia memiliki suhu panas badan. Suhu panas badan terbentuk oleh adanya unsur api dalam badan. Jika tidak ada suhu panas badan, maka semua proses peleraian tidak berlaku dalam badan. Dengan konsep ini, manusia pasti jadi beku.

Keperluan manusia kepada api adalah sebagai proses pengatur suhu badan untuk dapat meleraikan semua proses yang ada dalam badannya. Keperluan ini merupakan bentuk proses interaksi yang terjadi dalam hubungan keperluan manusia kepada api. Proses interaksi ini tetap berlaku dalam ruang lingkup komunikasi. Dengan demikian, maka interaksi manusia dengan api menjadi salah satu proses intekasi dalam ruang komunikasi yang ada dalam lingkungan Z.

Adapun komunikasi dalam bentuk proses interaksi manusia dengan tanah, merupakan bentuk interaksi yang paling jelas berdasarkan kaitan keperluan manusia kepada tanah. Proses interaksi ini merupakan proses urutan yang ke empat, setelah terbentuknya proses interaksi dengan api. Tanah merupakan unsur yang menjadikan tempat bagi utama bagi unsur kehidupan lainnya. Tanah memiliki fungsi utama sebagai penggabung. Fungsi ini berlawanan dengan fungsi api, namun kedua proses fungsi ini sangat diperlukan dalam kehidupan.

Hal ini disebabkan setiap ada penggabungan, mesti ada peleraian, begitu juga sebaliknya. Adapun keperluan manusia kepada tanah merupakan keperluan yang paling asas sebagaimana unsur-unsur lain yaitu sebagai tempat untuk meletakkan posisi manusia tersebut. Dalam hal ini hubungan manusia dengan tanah menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan berdasarkan keperluan tersebut. Maka dengan demikian, keperluan manusia kepada tanah menjadi bentuk proses interaksi yang dilakukan oleh manusia dengan tanah dalam ruang komunikasi yang ada dalam lingkungan Z.

Fungsi tanah sebagai penggabung kepada segala unsur dapat dibuktikan bahwa dalam unsur tanah dapat menampung tiga unsur utama lainnya yaitu air, angin dan api. Contohnya laut terletah di atas tanah yakni dibawah laut ada tanah, kalau tidak ada tanah, maka air tidak memiliki tempat penampungannya. Oleh karena itu dengan adanya penampungan tanah tersebut, posisi air menjadi seimbang. Berdasarkan pembahasan ini, maka proses interaksi dengan tanah dapat dilakukan dengan cara memposisikan tanah pada tempat yang tepat berdasarkan kadarnya, dalam menjadikan sebagai media komunikasi yang menghubungkan dengan manusia dalam ruang Z.

Baca Juga :  Dandim 0320/Dumai Berikan Kejutan, Suasana Aula Kodim Bergemuruh, Ada Personil Ulang Tahun

Tahapan berikutnya yaitu komunikasi dalam membentuk proses interaksi manusia dengan tumbuh-tumbuhan. Bentuk proses interaksi dalam komunikasi manusia dengan tumbuhan terdapat pada keperluan yang paling utama manusia kepada tumbuh-tumbuhan sebagai sumber makanan. Hal ini terbukti bahwa sumber utama makanan manusia adalah ada pada tumbuh-tumbuhan, seperti gandum, padi, sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan lainnya.

Berdasarkan konsep ini, maka sangat tepat bahwa asas dari pada air, dapat menghidupkan segala tumbuh-tumbuhan untuk menjadi makanan bagi manusia. Keperluan manusia kepada tumbuh-tumbuhan merupakan bentuk keperluan yang terus-menerus berlaku selama manusia masih hidup. Artinya selama manusia masih memerlukan makanan, maka dalam masa tersebut manusia memerlukan kepada tumbuh-tumbuhan. Keperluan manusia kepada tumbuh-tumbuhan atas dasar kadar dan posisi yang diperlukan pada masa tersebut.

Oleh kerana itu, keperluan manusia kepada makanan merupakan bentuk proses interaksi yang dilakukan oleh manusia dengan tumbuh-tumbuhan, supaya hasil daripada tumbuh-tumbuhan tersebut dapat dijadikan sebagai makanan. Adapun komunikasi dalam konsep ini terdapat pada ruang pelaksanaan dalam proses keperluan kepada makanan dari hasil tumbuh-tumbuhan. Interaksi manusia dengan tumbuh-tumbuhan tetap terlaksana dalam ruang komunikasi selama manusia memerlukan makanan untuk hidup. Hal ini membuktikan bahwa manusia tidak terlepas dalam ruang komunikasi selama manusia melakukan proses interaksi dengan tumbuh-tumbuhan untuk mendapatkan sumber makanan bagi dirinya. Tahapan selanjutnya yaitu komunikasi dalam membentuk proses interaksi manusia dengan hewan. Bentuk proses interaksi dalam komunikasi manusia dengan hewan terdapat pada keperluan utama manusia kepada hewan sebagai sumber pertumbuhan energi pergerakan. Hal ini terbukti manusia dapat memahami cara berjalan, melompat, berenang dan menyelam. Termasuk teknologi pesawat terbang dapat dipahami daripada bentuk sayab burung sedang terbang. Oleh karena demikian, maka keperluan manusia kepada hewan menjadi rujukan teknologi untuk membentuk pertumbuhan energi pergerakan dalam kehidupan sehari-hari.

Manusia dapat melihat pergerakan yang ada pada segala jenis hewan, maka dengan kepahaman tersebut, manusia dapat mengembangkan berbagaimacam teknologi pergerakan bagi manusia. Hal ini sangat tepat untuk kepahaman pembangunan teknologi, maka harus difikirkan supaya perlu belajar untuk memahaminya, seperti adakah kita lihat bagaimana unta-unta itu berjalan, adakah kita lihat bagaimana ikan-ikan itu menyelam dalam lautan, adakah kita lihat bagaimana burung-burung itu terbang, adakah kita lihat bagaimana anai-anai dan cacing hidup di dalam tanah, maka semua itu terdapat tanda-tanda paling besar bagi yang berfikir. Penghasilan segala teknologi berdasarkan kepahaman daripada memahami proses yang ada pada hewan, menjadi sebagai bentuk ruang komunikasi dalam pelaksanaan proses interaksi manusia dengan hewan. Maka dalam hal keperluan manusia kepada hewan untuk menjadikan energi pergerakan dalam memahami pembangunan teknologi.

Adapun proses interaksi yang terakhir dalam ruang komunikasi yaitu interaksi manusia dengan sesama manusia. Komunikasi manusia dengan sesama manusia terdapat pada proses interaksi selama manusia memerlukan sesama manusia untuk proses kerja sama dalam pelaksanaan tugasan sehari-hari. Hal ini terbukti bahwa manusia melakukan interaksi dalam ruang komunikasi dengan manusia yang lain atas dasar keperluan kerja sama dalam pelaksanaan tugas dan tanggujawab dalam kehidupan sehari-hari. Keperluan kerja sama ini sebagai bukti bahwa manusia disebut dengan makhluk sosial yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya.

Hubungan ini terbentuk dengan adanya keperluan, maka untuk mencapai keperluan tersebut terbentuk melalui proses interaksi yang berada dalam ruang komunikasi. seperti seseorang perlu makan nasi, maka nasi tersebut merupakan panghasilan kerja dari pada orang lain dalam melaksanakan menanam padi. Keterkaitan sesama manusia ini disebut kerjasa sama untuk mencapai tujuan dari pada sebuah proses. Adapun bentuk proses interaksi manusia dengan sesama manusia adalah terdapat pada keperluan bekerja sama dalam pencapaian setiap pelaksanaan.

Oleh sebab itu, buku ini sangat perting dipelajari untuk dapat mengetahui bentuk tata cara mengaplikasikan interaksi yang baik dan tepat dalam penggunaan air dan hukum interaksinya. Aplikasi tata cara berinteraksi dengan air yang dijelaskan dalam buku ini adalah bentuk nyata atas kelakuan manusia dalam penggunaan air yang tepat dan benar untuk menghasilkan air yang bersih dan sehat. Paling tidak dengan membaca buku ini maka pemahaman kita terhadap interaksi dan komunikasi tidak hanya terbatas hubungan manusia dengan manusia, tapi sebalinya manusia dengan alam, dalam hal ini dengan air. Semoga Bermanfaat. ***

*Mahasiswa pascasarjana s2 ilmu komunikasi Fisip UR dan Deputy GM Bidang Redaksi dan Pengembangan Online Harian Pagi Dumai Pos (Riau Pos Grup)

*Tjplsdumaicity,25/6/19 pukul02wib {dawami}

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *