Laksamana Hang Tuah: Tak Melayu Hilang di Bumi

Advertisements

BUALNEWS.COM — Melayu menjadi “mahal” karena berpegang pada agama Islam. Kita salah memetik kata-kata yang diungkapkan oleh Laksamana Hang Tuah karena mungkin tidak membaca sampai habis. Kata-katanya bukan sekadar “tak akan Melayu hilang di bumi” tetapi ada sambungannya lagi yaitu “selagi Melayu berpegang kepada agama”. Sehingga ada yang memperjuangkan Melayu saja tetapi sholat entah kemana.

Pada saat ini, masyarakat Melayu menganggap sebuah acara sudah ada unsur Melayu jika sebuah acara dibuka dengan tari persembahan dan membawa tepak sirih. Atau masyarakat Melayu sudah menganggap bahwa sebuah bangunan sudah bercirikan Melayu jika dibangunan tersebut terdapat ukiran selembayung. Atau juga, masyarakat Melayu sudah berunsurkan Melayu ketika misalnya sudah berpantun di khalayak ramai. Jika hanya dengan begitu sudah kita anggap sebagai Melayu, hal ini tentu masih jauh dari visi yang diinginkan oleh Laksamana Hang Tuah.

Melayu akan hilang di bumi jika Melayu hanya sekadar melakukan kegiatan yang tersebut di atas. Walaupun semua budaya tersebut tetap dilakukan, tetapi hanya sekadar seremonial yang tidak memilki makna.

Harus diakui, Tak Melayu Hilang di Bumi belumlah dipahami secara utuh. Pemahaman yang tidak utuh ini disebabkan masyarakat Melayu hanya sekadar mengucapkan kalimat tersebut tanpa mencoba mencari tahu apa makna dari kalimat tersebut. Ungkapan yang diungkapkan oleh Laksamana Hang Tuah ketika beliau menjabat sebagai laksamana dikerajaan Malaka. Ungkapan ini terdiri dari empat kalimat.

Yang dimaksud Laksamana Hang Tuang pada kalimat pertama “Tuah Sakti Hamba Negeri” yaitu menunjukan bahwa orang Melayu itu adalah orang yang bertuah. Orang yang bertuah berarti memiliki harkat, martabat, maruah, harga diri, kemampuan, keahlian dan sebagainya sehingga orang Melayu itu memiliki kelebihan dan keutamaan yang disebut dengan “Tuah” itu sendiri dan itulah yang disebut dengan Melayu. Dengan demikian diharapkan pula orang Melayu itu adalah orang yang memiliki harkat, martabat, tua dan marwah. Namun hal ini tidaklah mudah untuk dicapai apalagi pada zaman sekarang ini.

Baca Juga :  Jalur Perdagangan Terpendek dan Rebutan

Semua sifat itu bisa tercapai dengan semangat, pantang menyerah yang diungkapkan Hang Tuah pada kalimat yang kedua yaitu “Esa Hilang Dua Terbilang”. Jadi bagi orang Melayu berpantang dengan yang namanya menyerah dan berputus asah. Pantang mundur dalam gelanggang, sekali layar terkembang pantang kota mundur kebelakang. Itulah semangat orang Melayu yang selalu diungkapkan oleh orang tua melalui pantun, syair dan lain sebagainya.

Namun demikian, semangat yang besar menurut Hang Tuah belumlah cukup. Nilai-nilai mulia yang dimiliki oleh orang Melayu haruslah diturunkan ke anak cucu maka Hang Tuah melanjutkan ungkapannya pada kalimat yang ketiga yaitu “Patah Tumbuh Hilang Berganti”. Maka dari itulah semua nilai-nilai budi pekerti yang luhur, nilai-nilai kepahlawanan harus diturunkan dari generasi kegenerasi berikutnya.

Jika semuanya sudah berjalan dengan baik maka harapan Hang Tuah dan mungkin harapan kita semua pada kalimat keempat yaitu “Tak Akan Melayu Hilang Dibumi” akan tercapai. ***

Daftar Pustaka

malaysiakini.com/news dikutip dari (Mohd Amar Abdullah, 2022)

http://yogitandomang.blogspot.com/2015/12/patah-tumbuh-hilang-berganti-tak-akan.html

https://riaupos.jawapos.com/opini/2253680845/memaknai-tak-melayu-hilang-di-bumi

Penulis : Meisi Makdalena Sinabutar, Program Studi Akuntasi Syariah, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah Bengkalis, Provinsi Riau

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *