Ziarah Makam Bapak dan Datuk

Advertisements

BUALNEWS.COM — Sebulan lalu, tepatnya, dua hari sebelum puasa lebaran 1442/2021 seperti biasa sesibuk apa pun tetap harus balek ke kampung halaman, Bukitbatu. Jumpa saudara dan yang utama ziarah ke makan mak dan bapak.

Kemarin, 3 hari lebaran, kembali balek ke Bukitbatu dan ziarah ke makam bapak, mak, mbah Imam Khusin yang memiliki garis keturunan dengan kyai-kyai di Pondok Pesantren Termas Ngawen Semanten Pacitan adalah adik bungsu dari maknya bapak, mbah Rohimah.

Tak lupa juga ziarah ke makam mbak Ipah (Maknya, Mak kami bernama Rubiah binti Syarif ), mbah Sipan, wak Syamsiah, wak Abu Seman yang masa kecil selalu memangil aku Daham. Apa arti daham? Hingga hari ini, aku pun tak tahu.

Usai ziarah ke makam keluarga besar maka tak lupa sebelum pulang ziarah ke makam Datuk. Apalagi makam bapak, satu tempat di Komplek Pemakaman Datuk Botot/Datuk Abdulah Saleh bergelar Datuk Laksamana Setia Diraja, Desa Sukajadi, Kecamatan Bukitbatu. “Berharap buku dan penelitian dapat segera rampung. Menambah sumber literasi ilmiah, semoga,”

Datuk Abdullah Saleh bergelar Datuk Laksemana Setia Diraja hidup 1864-1908 dan bagi kami orang Bukit Batu lebih mengenal namanya Datuk Botot merupakan anak dari Datuk Khamis (1808-1864).

Makam Datuk Khamis dikebumikan di Kampung Teluk Belanga, Bukit Batu. Ayahnya bernama Datuk Ibrahim, dimakamkan di Pangkalan Gajah, Bukit Batu.

Dimasa Datuk Ibrahim memimpin Bukit Batu menjadi awal dimana hubungan Siak dan Bengkalis saling memberi gelar dan sah saat pelantikan hingga keanak cucunya. Walaupun hubungan Siak dan Bukit Batu sudah terjalin tak terpisahkan sejak masa atuknya, Panglima Tuagek.

Baca Juga :  Program Donor Darah Apical Dumai Terkumpul 120 Kantong Darah

Dimasa pemerintahan Datuk Ibrahim juga, gelar Datuk Laksamana Raja Dilaut disematkan pada keturunan Panglima Tuagek-Encik Mas (Bandar Bengkalis). Hingga anak dari Datuk Bandar Jamal dan Cucu dari Panglima Tuagek ini mendapat dua gelar yaitu dari Bengkalis mendapat gelar Datuk Sri Maha Raja Lela dan dari Sultan Siak Sri Indrapura bergelar Datuk Laksamana Raja Dilaut.

Dimasa Datuk Ibrahim juga bagi orang Bukit Batu mengenal sikap Datuk Laksamana Raja Dilaut pada Siak dalam hubungan politik pemerintahan keduanya. Apakah Datuk Hilir Begajah atau Menjunjung Titah/Duli. Dimasa Datuk Ibrahim juga kegemilangan pemerintahan, kesejahteraan masyarakat, hubungan Siak dan kekuatan armada laut yang sangat disegankan. Kejayaan dan kekuatan armada laut ini, juga makin gemilang diteruskan anaknya, Datuk Khamis sangat dikenal dengan strategi pertahanan laut berlapis dengan armada “Kota Berjalan”

Komplek pemakaman Datuk Botot ini, kalaulah dibandingkan tahun-tahun massa kecil dulu maka sekarang agak sedikit terawat. Dulu setiap mau ziarah, taklah berani sendiri atau cukup 2 atau 3 orang maka harus ada orang sekampong. Biasanya, ziarah setiap mau bulan Ramadhan tiba. Pilihannya pada hari Jumat setelah Shalat Jumat. Sekarang, kapan pun bisa ziarah.

Hingga kini, sisa-sisa beberapa pohon sentol, manggis dan beberapa.pohon hutan pantai lainnya yang mungkin usianya sudah ratusan tahun masih berdiri kokoh. Walaupun tak sedikit yang sudah tumbang atau ditumbangkan.

Dan memang, agar lebih terawat lagi maka harus ada perhatian khusus. Baik dalam bentuk alokasi anggaran pemeliharaan serta kebersihan atau kesadaran kita sebagai anak cucu, merawatnya dan membersihkan kotoran kelelawar atau debu yang menempel di komplek pemakaman. Pastilah ada solusi yang bisa diambil, khusus oleh kepala desa setempat sehingga kesan bersih, indah dan terawat menjadi membekas pada penziarah dari merata daerah.

Baca Juga :  Wabup Dr H Bagus Santoso Lepas Mahasiswa KKN Nasional dan Internasional IAITF Dumai

Kondisi yang sama juga bisa dilakukan dikomplek pemakaman Datuk Ali Akbar di Komplek Masjid Jami’ Alhaq, jaraknya lebih kurang 5 Km dari komplek Pemakaman Datuk Abdulah Saleh.

Diluar itu, jadi .perhatian adalah infrastruktur jalan menuju pemakaman tetap harus diperlebar lagi. Harapan yang sama semoga di komplek pemakaman Datuk Botot disamping SD Sukajadi bisa berdiri apakah sebuah mushola atau masjid sebagai bagian dari pembenahan dari tata ruang di komplek pemakaman yang jika memiliki halaman parkir yang dikelola dengan baik sehingga memberi kemudahan kepada pengunjung dan penziarah. ***

Penulis: Dawami S.Sos M.I.Kom, Pegiat Lingkar Pojok Literasi, Dosen IAITF Dumai, Jurnalis Senior Wartawan Utama, Konsultan Komunikasi Politik dan Pemerintahan

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *