Dilantik Menteri Agama, Prof Leny Nofianti Pecahkan Sejarah Jadi Rektor Perempuan Pertama UIN Suska Riau

Advertisements

BUALNEWS.COM, Pekanbaru — Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau resmi mencatat sejarah baru. Untuk pertama kalinya sejak kampus ini berdiri, jabatan rektor dipegang oleh seorang perempuan.

Adalah Prof Dr Leny Nofianti MS, SE, MSi, Ak, CA, sosok akademisi sekaligus Guru Besar Akuntansi, yang dilantik sebagai Rektor UIN Suska Riau periode 2025–2029. Pelantikan dilakukan langsung oleh Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, di Jakarta, Senin (26/5/2025).

“Benar, beliau sudah dilantik tadi sore,” ujar Wakil Rektor III UIN Suska, Prof Dr Edi Erwan, saat dikonfirmasi via telepon.

Terinspirasi Sang Ayah, Leny Jadi Simbol Perempuan Tangguh

Prof Leny bukan hanya mencetak sejarah, tapi juga menjadi inspirasi. Lahir di Desa Sungai Salak, Tempuling, Indragiri Hilir, ia tumbuh dari keluarga sederhana. Ayahnya, almarhum Mustafa Jalal, seorang guru sekaligus ASN, rela merantau ke Pekanbaru demi memastikan anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan di universitas negeri.

“Ayah bilang, kalau mau kuliah harus di kampus negeri. Karena tak sanggup biayai swasta untuk empat anak sekaligus,” kenang Prof Leny, ibu dari tiga anak perempuan ini.

Visi: UIN Suska Riau Mendunia dengan Nilai Islam
Dalam pencalonan rektor, Prof Leny mengusung visi membangun UIN Suska Riau sebagai pusat keunggulan akademik dan riset integratif-inovatif, yang mampu bersaing di kancah global dengan tetap berlandaskan nilai-nilai Islam.

Ia berkomitmen pada misi peningkatan mutu pendidikan, riset yang solutif, pengabdian kepada masyarakat, tata kelola unggul, dan perluasan kemitraan strategis.

Dilantik Bersama 2 Rektor PTKN Lain
Prof Leny dilantik bersama dua pimpinan PTKN lainnya: I Wayan Wirata (Rektor IAHN Gede Pudja Mataram) dan I Gede Suwindiya (Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja).

Baca Juga :  Rektor dan Yayasan IAITF Dumai Silaturahmi ke Kapolres, Suasana Santai Beri Makna Luar Biasa

Dalam sambutannya, Menag Nasaruddin mengingatkan pentingnya kepemimpinan visioner di era post-truth.

“Rektor harus berani berpikir out of the box, tapi tetap taat aturan. Masyarakat menunggu karya nyata,” tegas Menag.

Ia juga menekankan pentingnya integritas, efisiensi anggaran, dan kesejahteraan tenaga pendidik.

Satu-Satunya Calon Perempuan, Tembus Persaingan Ketat
Menariknya, dalam proses pemilihan rektor, Prof Leny adalah satu-satunya calon perempuan. Ia bersaing dengan empat guru besar pria, termasuk Prof Dr Hairunas, yang menjabat rektor sebelumnya.

Perjalanan Karier dan Keilmuan
Prof Leny meraih gelar Profesor di usia muda, 44 tahun. Ia menempuh pendidikan S1 Akuntansi di Universitas Riau, S2 dan S3 di Universitas Padjadjaran.

Di UIN Suska, ia pernah menjabat sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, dan resmi dikukuhkan sebagai guru besar pada 1 Februari 2020. Dalam pidato pengukuhannya, ia menyoroti pentingnya prinsip Islamic Governance untuk memperkuat tata kelola lembaga syariah.

Nilai-nilai seperti amanah, kejujuran, keadilan, dan akhlak, menurutnya, harus menjadi ruh dalam tata kelola institusi Islam.

Selamat bertugas Prof Leny! Kampus butuh lebih banyak pemimpin perempuan yang berani, cerdas, dan menginspirasi.

Editor: Wadami
Foto: Dok. Kemenag & UIN Suska Riau

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *