Sampah Plastik di Indonesia: Tanggung Jawab Bersama untuk Mengatasi Masalah Lingkungan

Advertisements

BUALNEWS.COM — Indonesia kerap disorot sebagai salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia dan juga buruk dalam penanganan sampahnya. Sebelumnya, United Nations Environment Programme (UNEP) memprediksi jumlah sampah plastik yang masuk ke ekosistem laut akan meningkat hampir tiga kali lipat pada 2040, apabila tak ada upaya untuk mencegah polusi tersebut. Organisasi PBB tersebut mencatat, jumlah polusi plastik sekitar 9-14 juta ton pada 2016. Jumlah sampah polusi plastik tersebut berpotensi mengalami lonjakan menjadi 23-27 juta ton pada 2040.

Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah,Hal ini sejalan dengan proyeksi timbulan sampah umum nasional yang juga terus bertambah selama periode yang sama. Pada 2017, misalnya, proyeksi timbulan sampah plastik nasional mencapai 9,2 juta ton. Jumlah itu setara 13,98% dari total volume timbulan sampah RI. Timbulan sampah plastik di dalam negeri diproyeksikan terus bertambah selama 2017 hingga 2025 mendatang. Adapun timbulan sampah plastik pada 2025 diproyeksikan mencapai 9,9 juta ton, juga setara 13,98% dari total volume timbulan sampah periode tersebut.

Sampah plastik telah menjadi masalah yang sangat kompleks dan berdampak pada lingkungan, kesehatan, dan ekonomi Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menjadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia, setelah Tiongkok. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS), dalam setahun jumlah sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton, dengan 3,2 juta ton diantaranya dibuang ke lautan.

Tanggung jawab pengelolaan sampah plastik tidak hanya berada pada pihak-pihak tertentu, tetapi harus menjadi tanggung jawab bersama. Masalah sampah plastik menjadi tanggung jawab bersama. Hal itu merujuk pada target yang ditetapkan Pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah plastik ke laut sebesar 70% pada tahun 2025.”Kami percaya bahwa sangatlah mendesak untuk memulai aksi dan program nyata untuk menumbuhkan budaya baru di Indonesia, yaitu daur ulang dan bertanggung jawab terhadap lingkungan,” kata Presiden Direktur PT. Tirta Investama. Kami akan bekerja bersama mitra dan konsumen untuk mewujudkan tujuan tersebut dengan semangat kolaborasi serta partisipasi aktif, melalui sebuah gerakan baru #BijakBerplastik,” tambah Corine.

Baca Juga :  Konsep Uang dan Peranannya Dalam Kegiatan Ekonomi di Era Digital

Menurutnya, kemasan plastik telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Kemasan plastik juga memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan, karena menggunakan sumber daya berharga yaitu minyak bumi dan dapat menjadi sampah apabila tidak didaur ulang. Plastik tersebut mengalir ke sungai dan pada akhirnya menuju ke laut, sehingga menimbulkan tantangan yang cukup besar. Untuk mengatasi hal ini secara efektif, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.

Sampah plastik di Indonesia adalah masalah yang kompleks dan memerlukan tanggung jawab bersama. Dengan menerapkan langkah-langkah yang tepat, kita dapat mengurangi jumlah sampah plastik dan mencapai Indonesia Nol Sampah 2030. Oleh karena itu, penting untuk berkomitmen dan disiplin dalam menjalani pola hidup sehat, serta mendapatkan dukungan dari orang terdekat. Dengan menerapkan tanggung jawab masyarakat seperti di atas, kita dapat mengurangi jumlah sampah plastik dan mencapai Indonesia Nol Sampah 2030.

Mahasiswa adalah menjadi panutan dalam berperilaku, seperti membuang sampah secara terpilah pada tempatnya baik di kampus maupun di luar kampus, meminimalisir penggunaan energi yang tidak dapat diperbaharui seperti bahan bakar fosil melalui kegiatan bersepeda ke kampus,sebagai mahasiswa pastinya memiliki tangung jawab yang besar dalam menjaga lingkungan sekitar. ***

Penulis: Umi Umairoh, Mahasiswa STIE Syariah Bengkalis

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *